Resep LDII dalam Membina Pemuda: TIGA TARGET KEBERHASILAN PEMBINAAN

“Kemudian kami jadikan kalian (umat Muhammad) sebagai generasi pengganti di bumi ini, setelah mereka (umat terdahulu), agar kami melihat bagaimana kalian berbuat” (QS: Yunus:14)
Pada hakikatnya apa yang kita capai saat ini, adalah hasil perjuangan di masa lampau, sedangkan yang akan kita peroleh di masa mendatang tergantung pada apa yang kita lakukan pada masa sekarang ini. Tiap-tiap generasi mempunyai tanggung jawab yang sama yaitu memelihara apa yang telah dicapai pendahulunya, kemudian meneruskan dan mewariskan kepada generasi berikutnya.
Perjuangan generasi penerus menyongsong era globalisasi, tentu tantangannya akan semakin berat, karena semakin kedepan, teknologi semakin canggih dan moral manusia semakin rendah. Diterangkan dalam hadits, “Tidak datang kepada kamu sekalian suatu tahun, kecuali tahun yang sesudahnya akan lebih jelek dari pada tahun sebelumnya” (HR: At-Tobroni)
Dalam pembinaan generasi muda, LDII memiliki target yang akan dicapai, yaitu generasi muda yang memiliki bdi pekerti yang baik, faqih dalam agama dan berilmu, serta mempunyai ketrampilan untuk hidup mandiri.
Seseorang dikatakan faham agama (faqiihan fiddin) dan berilmu jika dia memiliki penguasaan yang cukup tentang ilmu Al Quran dan Al Hadits. Oleh karena itu sebelum menjadi pemimpin seorang generasi muda sebaiknya banyak belajar ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan/sain. Umar bin Khottob berkata, “Barang siapa yang dijadikan pemimpin oleh kaumnya atas dasar faham, maka akan hidup baginya dan kaumnya; dan barang siapa yang menjadikan pemimpn oleh kaumnya atas dasar selain faham, maka akan rusak baginya dan kaumnya”. (HR: Ad Darimi)
Target ketiga adalah remaja yang memiliki keterampilan untuk hidup mandiri. target ini untuk mengarahkan generasi muda dapat hidup mandiri, memiliki keterampilan berupa kecakapan/keahlian, pekerjaan/usaha yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya. Dengan keterampilan yamg mereka miliki, mereka akan lebih percaya diri dalam menapaki dunia usaha, sehingga usahanya bisa maju dan berkembang.
Didalam hadits Rasulullah bersabda, “Ajmilu fii Tholabid dunya, fa inna kullan muyassarun limaa khuliqo lahu”. Artinya, “Perbaikilah dalam mencari penghidupan dunia (yang halal), maka sesungguhnya tiap-tiap orang itu dimudahkan kepada apa yang diciptakan untuknya.” (HR: Ibnu Majah)
Untuk mendukung tercapainya tiga target keberhasilan generasi muda tersebut perlu kerjasama yang baik antara orang tua, ustadz/ustadzah, urofa’ (pengurus lingkungan/masyarakat/komunitas), umaro’, dan ahli pendidik/psikolog. Inilah yang kita sebut kerjasama lima unsur.
Rumusan tersebut tentu saja baru berupa konsep yang bersifat das solen (sesuatu yang diharapkan/seharusnya), belum merupakan jaminan yang secara otomatis akan terwujud dengan sendirinya tanpa usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapainya. Permasalahan utamanya adalah bagaimana mewujudkan rumusan tersebut menjadi keberhasilan yang nyata.
Oleh karena itu lima unsur pembina generasi muda (orang tua, ustadz/ustadzah, urofa’, umaro’, dan ahli pendidik/psikolog) supaya bekerjasama yang baik untuk membina generasi muda.
Keberhsilan atas suatu target yang ingin dicapai sangatlah dipengaruhi oleh motivasi yang melatar belakanginya, karena didalamnya terkandung kebutuhan dan tujuan yang merupakan determinan (faktor penentu) penting yang mempengaruhi sikap dan perilaku. Dalam pembinaan generasi muda dengan menempatkan tiga target keberhasilan generasi penerus sebagai kebutuhan sekaligus tujuan, maka kan melahirkan sikap dan perilaku yang lebih bersemangat dan mengarah pada pencapaian tujuan karena didorong oleh suatu kebutuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar