1. Rukun
Kita mengatakan rukun berarti :• Tidak punya unek-unek jelek, drengki serei, Iri hati kepada sesama warga.
• Saling mengasihi, Bantu – Membantu dalam kebaikan, Tolong – Menolong, Kuat – Memperkuat dan saling Mendo’akan yang baik. Berdasarkan dalil dalam Al Qur’an:
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى : ... وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى ... الأية * سورة المائدة أية ۲
“Alloh yang maha luhur berfirman : Dan Tolong – Menolonglah kalian semua atas Kebaikan dan Taqwa. [QS. Al Maidah Ayat 2]”
• Kalau bertemu sesama warga di usahakan dengan wajah yang ceria (Sumeh/Ajrih). Berdasarkan sabda Nabi dalam hadist Shohih Al Buqori :
حَدَّثَنَا أَبُوْ نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيْرٍ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى * رواه صحيح البخاري
“Nabi bersabda: Angkau (Nukman bin basyir) melihat orang-orang iman di dalam saling menyayanginya mereka, saling menyenanginya mereka, dan saling mengasihinya mereka, sebagai mana satu tubuh, ketika satu anggota badannya sakit maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam. [HR. Shohih Al Bukhori]”
Kerukunan bila di pandang dari sisi lain yaitu:
- Menerampilkan bicara yang baik.
- Berwatak yang jujur bisa percaya dan di percaya.
- Banyak Shabarnya, Keporo ngalah, dan rebutan ngalah.
- Tidak merusak sesama warga baik dirinya, harta bendanya, hak asasinya maupun kehormatannya.
- Saling memperhatikan dan saling menjaga perasaan.
2. Kompak
Dalam semua kegiatan harus di kerjakan dengan giat, senang dan gembira.“HOLOBIS KUNTUL BARIS, SAK IYEK SAK EKO PROYO”
Berdasarkan Sabda Nabi dalam Sunan At Tirmidzi :
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ غَيْرَ وَاحِدٍ قَالُوْا حَدَّثَنَا أَبُوْ أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ بُرْدَةَ عَنْ جَدِّهِ أَبِيْ بُرْدَةَ عَنْ أَبِيْ مُوسَى اْلأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا * رواه سنن الترمذي
“Dari Abi Musa Al Asy'ari berkata: Nabi bersabda: Orang Iman terhadap Orang Iman yang lain Sebagai mana bangunan yang saling memperkuat antara satu dengan yang lainnya. [HR. Sunan At Tirmidzi]”
3. Kerjasama yang baik
Kerjasama yang baik bukan berarti atau tidak sama dengan sama-sama kerja yang baik, kalau sama-sama kerja yang baik berarti ada berbagai kegiatan yang di kerjakan secara bersamaan dan kalau Kerjasama yang baik itu berarti satu kegiatan di kerjakan secara bersama- sama dan focus dalam penyelesaiannya.Dalam hal ini sangatlah diperlukan rasa saling peduli, saling mendukung, saling melancarkan, tidak saling menjegal, tidak saling ngentai / gembosi, tidak saling menjatuhkan, tidak saling merugikan dan tidak saling memfitnah. Firman Alloh Dalam Al Qur’an :
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى : ... وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ... الأية * سورة المائداة أية ۲
“Alloh berfirman: Dan Tolong – Menolonglah kalian atas kebaikan dan Taqwa, Dan janganlah kalian Tolong – Menolong atas dosa dan permusuhan. [QS. Al Maidah Ayat 2]”
Termasuk lagi di dalam kerja sama yang baik haruslah saling peduli, saling memperkuat, saling mendukung, dan saling melancarkan dalam kegiatan apapun. Termasuk juga dalam menjaga keutuhannya kalau ada kabar berita, isu – isu, yang menjelekkan antar sesame warga, adu domba, dan profokasi, Maka supaya melaksanakan “Tabayun” pandai – pandai menyaring berita, apakah berita itu benar ataukah fitnah, jangan langsung mudah percaya, langsung menerima mentah – mentah, apalagi langsung menanggapi dan menyiarluaskan, Sehingga membuat resah, bingung, geger, bahkan mengarah pada perpecahan. Dan ingatlah Firman Alloh dalam Al Quran dan Sabda Nabi dalam Al Hadist :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوْا أَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِيْنَ * سورة الحجرات أية ٦
“Wahai orang –orang yang beriman, seandainya datang pada kamu sekalian orang fasek membawa berita, Maka mencarilah kejelasan (tentang kebenaran berita itu) agar kamu sekalian tidak melakukan tindakan pada suatu Qoum dengan kebodohan, Maka kamu sekalian menjadi orang – orang yang menyesal atas perbuatan kamu sekalian. [QS. Al Hujurot Ayat 6]”
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَفْصٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ قَالَ إبْنُ حُسَيْنٍ فِيْ حَدِيْثِهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ * رواه سنن أبو داود
“Dari Abu Hurairoh berkata: Nabi bersabda: Cukup bagi seseorang berdosa kalau dia bercerita dengan setiap yang di dengarnya. [HR. Sunan Abu Daud]”
وَحَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبِيْ ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ قَالاَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ * رواه صحيح مسلم في المقدمة
“Nabi bersabda: Cukup bagi seseorang berdusta kalau dia bercerita dengan setiap yang di dengarnya. [HR. Shihi Muslim]”
4. Jujur الصِّدِقُ
Dikatakan jujur berarti harus bisa berkata yang baik, apa adanya, tidak berdusta, dan tidak menipu. Berdasarkan dalil :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ * سورة التوبة ١١٩
“Alloh yang maha luhur berfirman : Wahai orang – orang yang beriman beraqwalah kepada Alloh dan jadilah kalian bersama – sama orang yang benar (jujur). [QS. At Taubah Ayat 119]”
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبُوْ مُعَاوِيَةَ وَوَكِيْعٌ قَالاَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ ح وَحَدَّثَنَا أَبُوْ كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُوْ مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا اْلأَعْمَشُ عَنْ شَقِيْقٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا * رواه صحيح مسلم
“Nabi bersabda: tetapilah kejujuran, Maka sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan pada perbuatan baik dan sesungguhnya perbuatan baik itu menunjukkan pada Surga dan tidak henti-henti seorang laki-laki berbuat jujur dan sungguh-sungguh berusaha jujur sehingga di tulis di sisi Alloh sebagai orang yang Ahli jujur, Dan Kamu sekalian jauhilah dusta, Maka sesungguhnya dusta menunjukkan pada kedurhakaan dan sesungguhnya kedurhakaan menunjukkan pada Neraka, Dan tidak henti-hentinya seorang laki-laki berbuat dusta dan mempersungguh berbuat dusta sehingga di tulis di sisi Alloh sebagai orang yang Ahli dusta. [HR. Shohih Muslim]”
5. Amanah اْلأَمَنَةُ
Amanah berati berate bisa di percaya dan bisa menjaga kepercayaan tersebut, tidak berkhiyanat (Tidak merusak kepercayaan) dan menyampaikan hak kepada yang berhak menerima. Berdasarkan Firman Alloh dalam Al Quran dan Sabda Nabi dalam Al Hadits :
قَالَ اللهُ تَعَالَى : إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوْا اْلأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا ... الأية * سورة النساء أية ٥٨
“Alloh berfirman: Sesungguhnya Alloh memerintahkan kamu sekalian untuk mendatangkan Amanah pada yang pemiliknya. [QS. An Nisak Ayat 58]”
قَالَ اللهُ تَعَالَى : ... فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِيْ اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللهَ رَبَّهُ ... الأية * سورة البقرة ٢٨۳
“Alloh berfirman: Maka jika sebagian kalian mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang di percayai itu menyampaikan amanahnya dan hendaklah dia bertaqwa kepada Alloh sebagai Tuhannya.[QS. Al Baqoroh Ayat 283]”
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاَءِ وَأَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ قَالاَ حَدَّثَنَا طَلْقُ بْنُ غَنَّامٍ عَنْ شَرِيْكٍ قَالَ إبْنُ الْعَلاَءِ وَقَيْسٌ عَنْ أَبِيْ حُصَيْنٍ عَنْ أَبِيْ صَالِحٍ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَدِّ اْلأَمَانَةَ إِلَى مَنْ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ * رواه سنن أبو داود
“Dari Abu Hurairoh berkata: Nabi bersabda: Sampaikanlah amanah kepada orang yang memberi kepercayaan kepadamu dan janganlah mengkhiyanati orang yang mengkhiyanatimu. [HR. Sunan At Tirmidzi]”
6. Mujhid Muzhid الْمُجْهِدُ الْمُزْهِدُ
Mujhid berarti Nyambut gawe mempeng (kerja giat bersemangat) berhasil dan kurup.Muzhid berarti tirakat banter, hidup hemat, gemi, setiti ati-ati tidak boros bisa mengukur antara kemauan dan kemampuan. Berdasarkan Sabda Nabi dalam Al Hadits :
... قَالَ قَدْ أَفْلَحَ الْمُزْهِد ... الحديث * رواه أحمد
“Nabi bersabda: Sungguh beruntung orang yang hidup hemat bekerja keras. [HR. Ahmad]”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar