Keteladanan Akhlaqul Karimah Rasulullahi Shallallahu 'Alaihi Wasallam

Dari ‘Atho’ bin Yasar, berkata, “Aku bertemu Abdallah bin ‘Amr bin ‘Ash, Radhiyallahu ‘Anhumaa, aku berkata, “Khabarilah aku tentang sifat Rasulillahi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diterangkan dalam Kitab Taurat! Abdallah, berkata, “Ya, demi Allah sesungguhnya beliau benar-benar telah diterangkan dalam Kitab Taurat itu sama dengan yang sebagian lagi sifatnya yang telah diterangkan dalam Kitab Al-Qur’an, yang artinya: “Hai Nabi (Muhammad), sesungguhnya Kami (Allah) mengutusmu untuk menjadi saksi dan menyampaikan sebuah berita yang menggembirakan (tentang surga) dan sebuah khabar yang menakutkan (tentang neraka)” (QS. Al-Ahzab, No. Surat: 33, Ayat: 45). (sedangkan dalam Kitab Taurat ada tambahan kalimat) yang artinya: “Dan meramut (mak: menjaga dan mengajak) kepada bangsa ummiy (yakni bangsa Arab Quraisy yang tidak bisa menulis dan membaca), engkau (Muhammad) adalah hamba-Ku dan utusan-Ku, Aku menyebutmu “Orang yang bertawakkal”. (Nabi Muhammad) tidak kasar, dan tidak keras hati, dan tidak bertengkar di pasar-pasar, dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan, akan tetapi beliau itu pema’af dan pengampun. Dan Allah tidak akan mewafatkannya sehingga beliau dapat meluruskan agama yang menyimpang dengan cara agar mereka mau mengucapkan, “Tidak ada Tuhan kecuali Allah”. Dan sehingga dengan kalimat tersebut beliau berhasil membuka mata yang buta, telinga yang tuli serta hati yang tertutup”. (HR. Bukhori, Kitaabul Buyuu’ Juz 3).


Mudah-mudahan Allah Ta'alaa memilih kita sebagai hamba-Nya pantas dan layak mewaris akhlaq beliau. Aamiin.

Pema’af

Wajar, itulah satu suku kata yang sering kita dengar bila ada seseorang diperlakukan tidak baik lalu kembali membalas perlakuan tersebut dengan perbuatan yang sama, tapi tidak bagi Rasulullahi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Rasulullah tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan lagi.

“Dari Abi Ishaq, ia berkata, “Aku mendengar Aba Abdillah Al-Jadaliy berkata, “Aku bertanya kepada ‘Aisyah tentang akhlak Rasulillaahi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka ‘Aisyah berkata, “Rasulullah bukanlah orang yang berthabi’at buruk, dan tidak berkelakuan buruk, dan tidak suka bertengkar di pasar, dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan, tetapi beliau itu pema’af dan berlapang dada”. (HR. Tirmidzi, Abwaabul Birri Wash-shillah, Juz 8 Hal 173).

Saudara merasa yakin bahwa Saudara pengikut setia Rasulullah?
Masihkah mau mengulangi prilaku buruk, yakni membalas keburukan dengan keburukan?
Yakinkan hati Saudara, “Sekarang saya mau menjadi orang iman yang pema’af dan berlapang dada”. Bukan hanya poligami yang harus direalisasikan, tapi juga akhlaq beliau! Keramah tamahan beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar