Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta
wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber
dari fitrah yang diciptakan Alloh Subhanallohu wa Ta’ala di
dalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika
telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya. Sebagaimana Firman
Alloh Subhanallohu wa Ta’ala, yang artinya: “Dan diantara
tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendir , supaya kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang
.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar Rum: 21) Cinta
pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan
kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal
dan ada bingkai yang kotor dan haram. Cinta mengandung segala
makna kasih sayang, keharmonisan, penghargaan dan kerinduan, disamping
mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka,
lapang dan sempit.
Cinta adalah Fitrah Yang Suci
Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja.
Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya.Dan
sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan
bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang
baik.
Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu
perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh
pada diri seorang manusia .Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia
untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari
segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.
Islam mebersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan
bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan
yang haram.
Menikah Tanpa Cinta
Adakalanya sebuah pernikahan terjadi tanpa dilandasi oleh cinta. Mereka
berpendapat bahwa cinta itu bisa muncul setelah pernikahan. Islam
memandang bahwa faktor ketertarikan merupakan faktor yang tidak bisa
diabaikan begitu saja.Islam melarang seorang wali menikahkan seorang
gadis tanpa persetujuannya dan menghalanginya untuk memilih lelaki yang
disukainya seperti yang termuat dalam Al Qur’an dan Al Hadist
Firman Alloh Subhanallohu wa Ta’ala, yang artinya: “Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin dengan bakal suaminya” (QS. Al Baqarah: 232)
“Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu anhu , bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam , lalu ia memberitahukan bahwa ayahnya telah menikahkannya padahal ia tidak suka , lalu Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam memberikan hak kepadanya untuk memilih” (HR Abu Daud)
Karena yang menjalani sebuah pernikahan adalah kedua pasangan itu bukanlah wali mereka.
Selain itu seorang yang hendak menikah hendaknyalah melihat dahulu calon pasangannya seperti termuat dalam hadist: “Apabila
salah seorang dari kamu meminang seorang wanita maka tidaklah dosa
atasnya untuk melihatnya, jika melihatnya itu untuk meminang, meskipun
wanita itu tidak melihatnya” (HR. Imam Ahmad)
Memang benar dalam beberapa kasus, pasangan yang menikah tanpa
didasari cinta bisa mempertahankan pernikahannya. Tapi apakah hal ini
selalu terjadi, bagaimana bila yang terjadi adalah sebuah neraka
pernikahan, kedua pasangan saling membenci dan saling mencaci maki satu
sama lain. Sebuah pernikahan dalam islam diharapkan dapat memayungi
pasangan itu untuk menikmati kehidupan yang penuh cinta dan kasih
sayang dengan mengikat diri dalam sebuah perjanjian suci yang diberikan
Alloh Subhanallohu wa Ta’ala. Karena itulah rasa cinta dan
kasih sayang ini sudah sepantasnya merupakan hal yang harus
diperhatikan sebelum kedua pasangan mengikat diri dalam pernikahan.
Karena inilah salah satu kunci kebahagian yang hakiki dalam mensikapi
problematika rumah tangga nantinya.
Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya.Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar