Jika Anda masih lajang, Anda pasti sudah berulangkali mendengar
pertanyaan seperti, “Kok belum kawin, sih?” atau “Kapan kawin?” atau
“Kamu sih, pilih-pilih!”. Si penanya mungkin tak sadar, betapa
menjengkelkannya mendengar pertanyaan seperti itu. Anda sudah
mendengarkannya sejak tahap Anda merasa terganggu dengan pertanyaan
semacam itu, mulai kebal, hingga mulai terganggu lagi (ketika sadar
usia sudah mendekati 35 tahun).
Mungkin si penanya memang tak bermaksud menyinggung perasaan Anda,
karena itu memang pertanyaan standar yang akan dilontarkan orang ketika
sudah lama tak bertemu. Oleh karena itu, daripada stres karena mendapat
pertanyaan yang itu-itu saja, lebih baik Anda mencoba menjawabnya
dengan cara yang berbeda. Entah itu dengan mengutarakan pandangan Anda
tentang pernikahan, atau menanggapinya dengan jokes saja. Yang penting, jawablah dengan tenang namun tetap percaya diri. Nah, berikut jawaban yang bisa Anda berikan:
“Belum ketemu yang seiman. Kalau sudah seiman pun, belum tentu langsung cocok, kan?”
Jawaban ini akan membuat si penanya respek terhadap kondisi Anda.
Bahwa, menemukan pasangan yang seiman adalah prinsip Anda, dan ini jauh
lebih elegan daripada menikahi siapa saja karena sudah didesak untuk
menikah.
“Yah, gimana dong, dulu aku terlalu lama menghabiskan waktu
dengan orang yang salah. Sekarang, aku lagi sibuk-sibuknya. Tapi aku
tetap mencari, kok!”
Jawaban ini menunjukkan bahwa Anda
bersikap realistis dengan kondisi Anda. Anda terlihat percaya diri,
namun tetap rendah hati. Setiap orang pernah berbuat kesalahan, dan
Anda ingin memperbaikinya. Siapa tahu, akibatnya si penanya akan
mengenalkan Anda pada temannya.
“Kalau aku tahu jawabannya, mungkin aku sudah menikah sekarang, dan kamu jadi patah hati!”
Anda bisa mengatakan hal ini jika yang bertanya seorang pria, dan Anda
merasa tertarik padanya. Bila ia juga masih lajang, bukan tak mungkin
jawaban ini akan membuka peluang baginya untuk menjajaki hubungan
dengan Anda.
“Ah, senang juga kok, tetap melajang. Nggak ada yang melarang kalau mau keluar kota, dan nggak perlu kompromi soal apapun.”
Anda menunjukkan bahwa menjadi lajang tak selamanya merugikan, atau
memalukan. Namun, sampaikan jawaban itu dengan ekspresi yang
meyakinkan. Bila tidak, Anda hanya akan dianggap menghibur diri, atau
bersikap defensif. Kalau Anda memang masih menikmati kehidupan lajang,
kalimat ini menjadi cara yang baik untuk menjawab pertanyaan.
“Aku masih mencari pria beruntung yang akan mendapatkanku….”
Wow… great answer, great sense of humour! Berikan senyuman
Anda yang paling menawan, dan tunjukkan kepribadian Anda yang
menyenangkan. Jawaban ini juga membuat si penanya sadar bahwa perempuan
tetap harus mencari pria yang baik dan dapat diandalkan, karena Anda
pun punya kualitas yang sama. Hanya karena masih lajang, tak berarti
Anda desperate.
“Aduh, belum ketemu Mr Right, nih! Cariin, dong!”
Nah, ini jawaban yang akan menguntungkan Anda. Bila Anda memang cukup
sibuk sehingga tak terlalu sering meluangkan waktu senggang bersama
teman-teman, si penanya akan merasa tergerak untuk mengenalkan Anda
dengan teman-temannya. Bahkan, Anda mungkin bisa mendapat kenalan lebih
dari satu. Asyik, kan?
“Ya, jelas harus pilih-pilih dong! Kalau tiba-tiba dia ternyata perampok bank, gimana?”
Ini juga jawaban yang asyik, karena Anda menanggapi tuduhan
“pilih-pilih” tadi dengan humor. Percayalah, sebagai perempuan Anda
memang harus memilih pria yang mampu mendampingi Anda seumur hidup. Dan
ini tak mungkin dicapai bila Anda tergesa-gesa memutuskan pria yang
ingin Anda nikahi. Tentu, pilih-pilih yang dimaksud bukan “pilih yang
ganteng, jangkung, kaya, atau terkenal”.
Sekali lagi, apapun jawaban yang Anda berikan, Anda harus percaya
dengan apa yang Anda katakan. Bila Anda “membaca” bahwa percakapan itu
akan berlarut-larut, segeralah mengganti topik pembicaraan. Ini
memperlihatkan bahwa Anda tak bisa diatur olehnya. Lagipula, jika si
penanya tergolong orang yang usil atau gemar mengurusi orang lain, tak
ada gunanya meladeninya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar