Menerima pendamping kita apa adanya dengan
tidak berharap terlalu banyak, merupakan bekal untuk keharmonisan rumah
tangga. Terimalah kekurangan dan kelebihannya dengan tulus hati, niscaya
kan kita temukan cinta yang bersemi indah. Selanjutnya berupaya untuk
saling memperbaiki kekuran
gan yang ada
namun bukan menuntut kesempurnaan. Saat menikah, ada amanah yang harus
kita emban, ada ruang untuk saling berbagi dan saling memperbaiki.
Kerelaan dan sikap lapang dada menerima kekurangan akan membuat kita
mensyukuri pernikahan dan anugerah pasangan hidup yang Allah berikan.
Pahamilah kekhilafannya, agar ia merasa ringan memperbaiki. Berilah
dukungan dan kehangatan kepadanya sehingga ia berbesar hati menghadapi
berbagai tantangan. Tunjukkan bahwa kita menghargai, menerima dengan
tulus, mau mengerti dan bersemangat mendampinginya.
Saudaraku, saatnya kita mengikhlaskan hati untuk menyeimbangkan antara harapan dengan kenyataan. Kita boleh memancangkan harapan, namun kita juga perlu bertanya apa yang sudah kita persiapkan agar layak mendampingi pasangan kita. Bila kita terlalu berharap pernikahan sebagaimana yang ada dalam benak kita, sulit bagi kita menerima pasangan apa adanya. Orang yang bersikap lapang dada untuk menerima perbedaan dan kekurangan, akan lebih mudah menemukan kesamaan. Sebaliknya, akan semakin merasa tidak nyaman mendampingi pasangan kita manakala sering mempersoalkan perbedaan.
Saudaraku, sesungguhnya kekayaan itu ada dalam jiwa. Salah satunya ketulusan menerima. Dengan ketulusan kita lebih mudah memberi empati, lebih mudah memahami, lebih mudah berbagi dan lebih mudah mendengar sepenuh hati. Ada tiga hal agar pasangan kita mempercayai ketulusan kita, antara lain; berikanlah perhatian yang hangat kepadanya sehingga ia merasa kita sayang dan cintai, terimalah ia tanpa syarat dengan ketulusan cinta dan kebersihan niat,ungkapkanlah dengan kata yang tepat.
Saudaraku, jika saat ini merasa hubungan kita dengan pasangan begitu rapuh, sudahkan kita meminta maaf kepadanya atas segala khilaf lantas bersyukur kepada Allah karena telah dikaruniai pendamping hidup? Jika belum mari kita mulai kebiasaan yang baik dengan meminta maaf, berterima kasih atas segala kebaikannya dan tak lupa ungkapkan panggilan sayang untuknya agar cinta bersemi dan berbunga dalam kehidupan kita.
Saudaraku, saatnya kita mengikhlaskan hati untuk menyeimbangkan antara harapan dengan kenyataan. Kita boleh memancangkan harapan, namun kita juga perlu bertanya apa yang sudah kita persiapkan agar layak mendampingi pasangan kita. Bila kita terlalu berharap pernikahan sebagaimana yang ada dalam benak kita, sulit bagi kita menerima pasangan apa adanya. Orang yang bersikap lapang dada untuk menerima perbedaan dan kekurangan, akan lebih mudah menemukan kesamaan. Sebaliknya, akan semakin merasa tidak nyaman mendampingi pasangan kita manakala sering mempersoalkan perbedaan.
Saudaraku, sesungguhnya kekayaan itu ada dalam jiwa. Salah satunya ketulusan menerima. Dengan ketulusan kita lebih mudah memberi empati, lebih mudah memahami, lebih mudah berbagi dan lebih mudah mendengar sepenuh hati. Ada tiga hal agar pasangan kita mempercayai ketulusan kita, antara lain; berikanlah perhatian yang hangat kepadanya sehingga ia merasa kita sayang dan cintai, terimalah ia tanpa syarat dengan ketulusan cinta dan kebersihan niat,ungkapkanlah dengan kata yang tepat.
Saudaraku, jika saat ini merasa hubungan kita dengan pasangan begitu rapuh, sudahkan kita meminta maaf kepadanya atas segala khilaf lantas bersyukur kepada Allah karena telah dikaruniai pendamping hidup? Jika belum mari kita mulai kebiasaan yang baik dengan meminta maaf, berterima kasih atas segala kebaikannya dan tak lupa ungkapkan panggilan sayang untuknya agar cinta bersemi dan berbunga dalam kehidupan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar