Kalian pasti pernah
jalan-jalan ke pasar atau di mall-mall. Disana kan kau dapati berbagai tipe
penjual. Ada yang ramah, ada yang menjual tanpa senyuman sedikitpun, ada yang
transaksi hingga menawar harga yang serendah-rendahnya.
Lalu apa hubungannya dengan judul note diatas..?
Saya mencoba mengaitkan apa yang saya lihat, yaitu fenomena yang sedang terjadi di kehidupan sekarang ini. Sebuah pakaian yang dibungkus dengan rapi, labelnya masih melekat, segelnya pun masih utuh. Apalagi ditaruh di dalam etalase berkaca dan ditempat yang tinggi. Memang, tentu harganya akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan pakaian yang sama namun telah dilepas segelnya. Dipajang diluar dan bebas dipegang siapa saja yg mau membeli. Jika tidak jadi, boleh tidak jadi membeli dan dikembalikan lagi.
Beda sekali dengan pakaian yang ditaruh di etalase yang tertutup rapat. Seolah-olah pemiliknya menganggap ia adalah mutiara yang sangat mahal dan berharga tinggi.
Nah, itulah ilustrasi yang ingin saya gambarkan kepadamu duhai ukhti muslimah. Seorang wanita memiliki mutiara yang harus dijaga sebaik-baiknya, jangan sampai ada yang merampasnya. Karena jika sampai kehilangan mutiara itu, maka bisa dikatakan seperti halnya pakaian yang sudah terlepas segelnya. Sehingga harganyapun akan rendah, orang boleh menawar seenaknya seolah ia adalah barang bekas. Dan mutiara tersebut adalah "Keperawanan".
Rasulullah pun mengajarkan kepada kita ( khusunya kaum lelaki ) yang ingin mencari pasangan hidup, agar mencari yg statusnya masih gadis atau perawan. Karena keperawanan adalah mahkota dan mutiara yang sangat-sangat berharga. Jika ia sudah terlepas sebelum waktunya, lalu dimana lagi kehormatan sebagai seorang wanita..? Keperawanan, Itulah kebanggaanmu, itulah Mahkota dan Mutiara dalam cangkang tubuhmu.
Rasulullah bersabda," Hendaklah kalian ( para lelaki ) menikah dengan seorang gadis, sebab ia lebih lembut sikap batinnya, lebih lengkap rahimnya, tidak terpikir untuk berbuat serong dan lebih menerima keadaan " ( HR.Ibnu Majah ).
So..bagi saudariku para wanita pada umumnya, dan para akhwat pada khususnya, izinkan saya sedikit memberi nasehat: "Jagalah Mutiaramu! Bungkuslah dengan rapi. Jangan sampai dibuka sebelum waktunya !"
Lihatlah aktivitas cinta yang dilakukan oleh mereka yang berpacaran, seringkali pelakunya menuntut sesuatu yang diluar kewajaran batas etika sebagai seorang muslim dan muslimah. Dengan alasan membuktikan rasa cinta dan kesetiaan pada pasangan ( pacarnya ), maka apapun dikorbankan termasuk "mutiaramu" yang suci itu akhirnya diserahkan dengan GRATIS. Naudzubillah...:-(
Setelah mutiara hilang, bukan kesetiaan dari pasangan yg didapatkan namum kekecewaan dan sakit hati yang mendalam. Si wanita wanita menderita, dan sang bunga pun kehilangan wanginya.
Maka dari itu..kepada saudariku para akhwat, jagalah diri dan kehormatanmu. Itulah semerbak wangimu. Yakinlah bahwa kecantikanmu, kemulusan tubuhmu, dan semua pesonamu adalah anugrah Allah yang harus engkau jaga sebaik-baiknya, bukan untuk dipertontonkan dan dinikmati oleh setiap mata lelaki.
Namun hal itu disiapkan oleh Allah sebagai penghias mata suamimu kelak. Saya percaya..seorang muslimah seperti engkau, dengan IMAN dan pemahaman dienmu maka hidupmu akan terjaga sehingga kehormatan dan harga diripun ikut terpelihara dgn kuat.
Sang bunga pun akan tetap bersemi sepanjang hari, senantiasa dikelilingi oleh duri IMAN dan Agama Islam. Tidak sembarangan tangan bisa menyentuhnya. Sehingga engkau mewangi sepanjang musim.
Ukhti..sebagai penutup izinkan sebuah puisi kupersembahkan untukmu:
Ukhti saudariku muslimah..,
Aku mencintaimu dipagi hari, di siang hari, di malam hari, dan saat aku bekerja..
Pun saat aku sendiri dan saat aku bersama teman-temanku.
Aku mencintaimu di bulan Februari, April dan Mei, dan sepanjang musim hujan,
Juga dimusim kemarau dan selama hari-hari yang hangat di musim panas.
Dan bila aku jauh..kau tetap terasa dekat.
Karena engkau saudariku..yang Mutiaranya terjaga, dan wanginya memenuhi penjuru bumi.
Lalu apa hubungannya dengan judul note diatas..?
Saya mencoba mengaitkan apa yang saya lihat, yaitu fenomena yang sedang terjadi di kehidupan sekarang ini. Sebuah pakaian yang dibungkus dengan rapi, labelnya masih melekat, segelnya pun masih utuh. Apalagi ditaruh di dalam etalase berkaca dan ditempat yang tinggi. Memang, tentu harganya akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan pakaian yang sama namun telah dilepas segelnya. Dipajang diluar dan bebas dipegang siapa saja yg mau membeli. Jika tidak jadi, boleh tidak jadi membeli dan dikembalikan lagi.
Beda sekali dengan pakaian yang ditaruh di etalase yang tertutup rapat. Seolah-olah pemiliknya menganggap ia adalah mutiara yang sangat mahal dan berharga tinggi.
Nah, itulah ilustrasi yang ingin saya gambarkan kepadamu duhai ukhti muslimah. Seorang wanita memiliki mutiara yang harus dijaga sebaik-baiknya, jangan sampai ada yang merampasnya. Karena jika sampai kehilangan mutiara itu, maka bisa dikatakan seperti halnya pakaian yang sudah terlepas segelnya. Sehingga harganyapun akan rendah, orang boleh menawar seenaknya seolah ia adalah barang bekas. Dan mutiara tersebut adalah "Keperawanan".
Rasulullah pun mengajarkan kepada kita ( khusunya kaum lelaki ) yang ingin mencari pasangan hidup, agar mencari yg statusnya masih gadis atau perawan. Karena keperawanan adalah mahkota dan mutiara yang sangat-sangat berharga. Jika ia sudah terlepas sebelum waktunya, lalu dimana lagi kehormatan sebagai seorang wanita..? Keperawanan, Itulah kebanggaanmu, itulah Mahkota dan Mutiara dalam cangkang tubuhmu.
Rasulullah bersabda," Hendaklah kalian ( para lelaki ) menikah dengan seorang gadis, sebab ia lebih lembut sikap batinnya, lebih lengkap rahimnya, tidak terpikir untuk berbuat serong dan lebih menerima keadaan " ( HR.Ibnu Majah ).
So..bagi saudariku para wanita pada umumnya, dan para akhwat pada khususnya, izinkan saya sedikit memberi nasehat: "Jagalah Mutiaramu! Bungkuslah dengan rapi. Jangan sampai dibuka sebelum waktunya !"
Lihatlah aktivitas cinta yang dilakukan oleh mereka yang berpacaran, seringkali pelakunya menuntut sesuatu yang diluar kewajaran batas etika sebagai seorang muslim dan muslimah. Dengan alasan membuktikan rasa cinta dan kesetiaan pada pasangan ( pacarnya ), maka apapun dikorbankan termasuk "mutiaramu" yang suci itu akhirnya diserahkan dengan GRATIS. Naudzubillah...:-(
Setelah mutiara hilang, bukan kesetiaan dari pasangan yg didapatkan namum kekecewaan dan sakit hati yang mendalam. Si wanita wanita menderita, dan sang bunga pun kehilangan wanginya.
Maka dari itu..kepada saudariku para akhwat, jagalah diri dan kehormatanmu. Itulah semerbak wangimu. Yakinlah bahwa kecantikanmu, kemulusan tubuhmu, dan semua pesonamu adalah anugrah Allah yang harus engkau jaga sebaik-baiknya, bukan untuk dipertontonkan dan dinikmati oleh setiap mata lelaki.
Namun hal itu disiapkan oleh Allah sebagai penghias mata suamimu kelak. Saya percaya..seorang muslimah seperti engkau, dengan IMAN dan pemahaman dienmu maka hidupmu akan terjaga sehingga kehormatan dan harga diripun ikut terpelihara dgn kuat.
Sang bunga pun akan tetap bersemi sepanjang hari, senantiasa dikelilingi oleh duri IMAN dan Agama Islam. Tidak sembarangan tangan bisa menyentuhnya. Sehingga engkau mewangi sepanjang musim.
Ukhti..sebagai penutup izinkan sebuah puisi kupersembahkan untukmu:
Ukhti saudariku muslimah..,
Aku mencintaimu dipagi hari, di siang hari, di malam hari, dan saat aku bekerja..
Pun saat aku sendiri dan saat aku bersama teman-temanku.
Aku mencintaimu di bulan Februari, April dan Mei, dan sepanjang musim hujan,
Juga dimusim kemarau dan selama hari-hari yang hangat di musim panas.
Dan bila aku jauh..kau tetap terasa dekat.
Karena engkau saudariku..yang Mutiaranya terjaga, dan wanginya memenuhi penjuru bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar