Bagaimana Menolak Pinangan Seorang Ikhwan..?

Sebuah pertanyaan dilontarkan oleh seorang akhwat kepada saya beberapa waktu lalu disebuah majelis: “ Bagaimana sih menolak pinangan seorang ikhwan agar dia tidak merasa sakit hati saat kita tolak..?”

Sebuah pertanyaan yang kritis dan cerdas menurut saya. Yaa, jika engkau memang tidak bersedia atau ingin menolak pinangan seorang ikhwan yang melamarmu, maka katakanlah dengan JELAS dan jangan memberikan sebuah jawaban SEMU penuh keraguan yang nantinya bisa disalah tafsirkan. Dan jangan pula DIAM, karena nanti akan dianggap sebagai bentuk persetujuan. Bukankah Rasulullah pernah menyatakan bahwa diamnya seorang wanita saat dimintai persetujuan untuk dinikahkan berarti bentuk setuju..??

Pada dasarnya saya pribadi setuju bahwa untuk menolak pinangan seorang ikhwan memang harus tegas dan jangan terkesan memberikan harapan semu ke depan, yg nantinya justru lebih menyakitkan. Disini ada dua (2) cara dalam penolakan, yaitu “Menolak dengan Mensalehkan dan Menolak dengan Mensalahkan”. Nah, saya katakan kepada Saudariku yg ingin menolak pinangan dari seorang ikhwan yg mengkitbahmu, pakailah kalimat penolakanmu itu dengan ungkapan “Menolak dengan Mensalehkan”.


MENOLAK DENGAN MENSALEHKAN

Apa maksudnya Menolak dengan Mensalehkan ? Maksudnya, jika engkau memang kurang suka atau tidak cocok dengan ikhwan yg meminangmu, maka tolaklah pinangannya dengan tetap menjaga agar dia tidak putus harapan. Jadikanlah dia agar tetap semangat saat engkau menolaknya. Berikan kata-kata motivasi yg akan menjadikan dirinya lebih saleh atau lebih baik utk kedepannya”. Misalnya dengan kalimat: “Afwan akhi, saya bukanlah yang terbaik buat akhi. Allah pasti akan memberikan yg jauh lebih baik untuk akhi”.

Dari jawaban ini, seorang ikhwan harusnya sudah mengerti bahwa engkau menolak pinangannya. Dan lihatlah, jawabannya sama sekali tidak meninggalkan sedikitpun bentuk keraguan ataupun masih memberi harapan. Penolakannya benar-benar penolakan yg serius, tidak sedikitpun memberi harapan, akan tetapi tetap memberi motivasi dan tidak terkesan menjatuhkan harga diri si ikhwan.

Saudaraiku muslimah..perlu diingat sekali lagi: JANGAN sedikitpun memberi harapan semu kalau memang engkau tidak mau dan tidak mampu memberikannya. JANGAN sampai engkau berkata: “ Afwan akhi,saat ini saya belum bisa menerima karena saya harus menyelesaikan kuliah terlebih dahulu”.

Coba kita cermati sekali lagi kalimat penolakan tersebut. Kalimat itu sama sekali tidak ada unsur ketegasan dalam penolakannya. Kalimat itu masih memberikan harapan dikemudian hari. Saudariku, kalau engkau memang ingin menolak pinangannya, lebih baik engkau sampaikan saja dengan perkataan yg lugas, sebuah pernyataan yg tidak akan menimbulkan keraguan sedikitpun. Karena, boleh jadi ketika engkau berkata demikian itu ( yaitu saat ini masih ingin melanjutkan kuliah ), maka saudaramu itu betul-betul sabar untuk menunggu sampai engkau lulus kuliah. Dan setelah engkau lulus, “Proposal” itu bakal dia ajukan kembali kepadamu. Kalau nanti hal itu terjadi, maka bagaimana engkau akan bersikap..? Tentu engkau tidak ingin dicap sebagai Akhwat yg Plin-Plan bukan..?

Jadi haruslah jelas semua yg engkau katakana kepadanya. Jangan sampai ada kesamar-samaran. Demikian juga engkau wahai saudaraku, bila datang seorang akhwat saudarimu yg mengajukan diri agar engkau melamarnya, dan engkau merasa tidak atau kurang cocok dengannya, maka tolaklah dengan kalimat yg jelas, yaitu kalimat menolak dengan Mensalehahkan. Carilah kata-kata yg paling baik yg tidak akan menyakiti hati sudarimu itu.

MENOLAK DENGAN MENSALAHKAN

Menolak dengan Mensalehkan jauh berbeda dengan Menolak dengan Mensalahkan. Sekilas hanya berbeda satu huruf saja yaitu A dan E saja. Tetapi mengndung arti yg sangat jauh berbeda.
Suatu cerita, ada seorang ikhwan yang datang dan kami berdiskusi tentang temannya yg sedang patah hati lantaran tertolak pinangannya. Sudah seminggu kondisinya TEPAR atau terkapar parah. Akibatnya ia kadang berbicara sendiri, menghibur dirinya sendiri agar terlihat kuat dan tegar. Ternyata tidak sedikit yg mengalami hal seperti ini. Ada beberapa bahkan puluhan ikhwan yg “kondisi mentalnya” terkapar demikian parah.

Dan pangkal sebab keadaan saudara kita yg seperti itu adalah karena ia mengalami rasa kecewa, sakit hati, bahkan mungkin dendam yg mendalam lantaran kegagalan pinangannya yg ia ajukan kepada salah seorang akhwat. Saudariku muslimah, MOHON MAAF..sebab terkaparnya saudaramu itu adalah akibat penolakan saudarinya bukan dengan cara Mensalehkan tetapi dengan Mensalahkan. Ternyata, ikhwan tersebut sebelumnya mendapatkan jawaban pinangannya dari akhwat yg dikitbahnya dengan jawaban yg sangat pedih didengar telinga: “ Engkau tidak selevel denganku!”

Astaghfirullah..begitukah jawaban seorang muslimah yg mengenal konsep islam dengan baik..? Tidak adakah kata-kata yg lebih halus yang dapat membuatnya termotivasi untuk menjadi lebih baik, lebih bersemangat dan lebih saleh daripada saat ini..? Hanya lantaran ikhwan tersebut adalah anak seorang petani biasa dan ibunya seorang penjahit. Sedangkan keluarga si akhwat adalah seorang wiraswasta yang sukses dan kaya. Saudariku, apakah jaminannya bahwa harta dan keluargamu yg terhormat itu akan menjaminmu masuk ke surgaNya? Tiada yang lebih berharga didunia ini dari seorang wanita selain wanita yg solehah, dan tiada yg lebih berharga didunia ini dari seorang pria selain pria yg sholeh.
Saudariku para akhwat yang dirahmati Allah..

Dengan begitu bukan berarti engkau tidak berhak menolak ataupun menentukan pilihan. Sungguh, engkaupun boleh memilih ! hanya saja, haruskah kata-kata penolakanmu menjadi pendamping hidupnya itu harus menjadikan saudaramu lemah, kehilangan semangat, putus harapan apalagi putus bangunan dakwah dan silaturahmi..?

Maaf saudariku, saya bukan hendak menyalahkanmu. Tapi mestinya engkau perlu memilih kata-kata yang lebih halus jika kemudian hari ada saudara seimanmu yg lain datang mengkitbahmu tapi ternyata belum sreg atau tidak sesuai dengan kriteriamu. JANGAN sampai lantaran kesalahan memilih kata dalam penolakan, menyebabkan ada hati yg kembali terluka. Jangan sampai karena problem individu lantaran si ikhwan mengkitbahmu dan engkau menolak, tetapi menyebabkan bangunan dakwah jadi terkena imbasnya..jangan sampai itu terjadi!.

Ingatlah sabda Rasulullah: “Seorang muslim yang satu dengan yang lain adalah ibarat satu tubuh. Jika ada anggota tubuh yang sakit, yang lain akan meraskan sakit”. Semoga engkau bisa memahami sabda Nabi yang Mulia ini saudariku.
Maaf, jika tulisan ini menyingggung perasaanmu ukhti..! ^_^
-----------------------------------------------------------------------------

UNTUK SAUDARAKU YANG TERTOLAK CINTANYA..

Sedikit barisan tulisan ini mungkin tidak ada hubungannya dengan judul di notes ini. Tapi buat saudaraku para ikhwan yg tertolak cintanya maupun kegagalannya meminang, inilah aku persembahkan dengan penuh cinta, sebaris catatan motivasi untuk engkau ingat dan renungkan dalam-dalam sebelum engkau tidur malam ini.

Saudaraku..Ketika cintamu gagal didapatkan, ketika pinanganmu tak menembus pintu pernikahan, apa yang harus dilakukan? Saudaraku..lihatlah pulau jawa, Kalimantan , Sulawesi, Sumatra..lihatlah pula kota jogya, semarang, bandung, Jakarta, dan seluruh bumi nusantara ini.., bukankah jagat raya ini digelar sangat-sangat luas? Yakinlah, didunia terkembang ini, salah satu diantara makhlukNya pasti akan menjadi jodohmu. Sahabatku, Allah tidak pernah menyalahi janjiNya. FirmanNya benar, dan janjiNya pun juga pasti benar.

Saudaraku..jangan bersedih jika kamu ditolak. Itu artinya..engkau belum cukup baik untuk dirinya. Karena itu perbaiki terus kualitas dirimu. Hingga ketika pribadimu semakin lama semakin terpancar, imanmu semakin kuat menancap, dan engkau telah menjadi pribadi yg sholeh dan tangguh, maka yakinlah saat itu Allah sudah menganggap engkau mampu untuk menikah, dan sang pujaan hati belahan jantungmu pasti akan diberikan. Jangan pernah ragu dan putus asa dari rahmat Allah. Harapanmu kepada Sang Pemilik Hati harus senantiasa dipupuk terus, jangan pernah padam, karena harapan kepada Allah bukanlah harapan yg main-main. Semakin engkau dekat, semakin DIA dekat, semakin engkau jauh, DIA pun juga semakin jauh.

Karena itu, segeralah bangkit. Lupakan si akhwat yang pernah menolakmu. Jangan berputus asa, jangan kehilangan semangat, apalagi sampai down. Jangan menyerah saudaraku. Yakinlah pada saatnya nanti, jodoh terbaik itu pasti akan diberikan. Engkau hanya tinggal terus memperbaiki kualitas diri, tetap berusaha dan berdoa, kemudian menjemputnya disaat yang tepat. Yakinlah si dia yang ditakdirkan untukmu saat ini juga sedang ditempa olehNya, hingga suatu saat dia akan diberikan padamu untuk mendampingi lelaki pilihan sepertimu.

Bukankah akan terasa manis jika sesuatu itu didapat melalui pengorbanan? Bukankah kenikmatan akan sangat berkesan ketika didapat melalui perjuangan? Jika engkau seorang pendaki sejati, lebih nikmat mana: Menuju puncak gunung dengan menikmati pendakian yg berdarah-darah hingga mencapai puncak, ataukah dijatuhkan dari helicopter kemudian langsung sampai di puncak?

Begitu juga dengan penolakan pinangan yg engkau hadapi skarang. Pengorbanan yg telah engkau lakukan untuk mendapatkan pasangan hidup akan berbuah sangat nikmat ketika engkaupun berhasil mendapatkannya suatu saat. Ketika sang pujaan hati telah kau dapat, rasakanlah betapa seakan-akan ia adalah mutiara yg harus engkau jaga, dan kaupun akan mempertaruhkan jiwa raga merawat cinta untuknya. Karena ia yang engkau peroleh itu melalui perjuangan dan pengorbananmu yg luar biasa.

Melalui sakitnya hati ketika awalnya cintamu ditolak, kemudian melalui perjuanganmu mencari, dan melalui doa-doa dgn penuh airmata dimalam-malam panjang disetiap tahajudmu. Rasakanlah..ketika sang bidadari itu engkau dapatkan, engkau tidak akan punya kata-kata untuk melukiskan rasa syukurmu kepada Allah. Dan saat itu baru engkau tahu betapa sayangnya Allah kepadamu.

Oleh karena itu, sudah bukan saatnya lagi untuk merutuk diri, menyalahkan takdirNya, apalagi sampai ingin bunuh diri. Ciptakan mimpi, raih prestasi. Gali segenap potensi dirimu. Lalui hari-harimu sekarang dengan langkah pasti dan tetap menjaga semngat tinggi, karena Allah selalu bersamamu. Allahu Akbar. Engkau berani saudaraku..??!
Barakallahufikum, semoga bermanfaat..
Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar