Dari Barrak bin 'Azib, Nabi saw bersabda, Ketika orang Islam
ditanya dalam kubur maka mengakui tiada Tuhan yang lain kecuali Allah
dan Nabi Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Firman Allah: "Allah
mengokohkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam
hidupnya di dunia dan akhirat." (QS Ibrahim:27)
Keteguhan orang mukmin akan dialami dalam menghadapi tiga fase.
Rincian dari fase-fase tersebut adalah sebagai berikut:
1. Melihat malaikat maut
* Terpelihara dari kekafiran dan istiqamah dalam tauhid sehingga saat nyawanya keluar dia tetap dalam keadaan Islam.
* Malaikat menyenangkan dirinya dengan rahmat.
* Ditujukkan tempat kediaman surganya.
2. Menjawab pertanyaan Munkar-Nakir
* Jawaban dengan ilham yang diridlai Allah.
* Tiada rasa gentar ataupun takut.
* Tidak berada dalam kubur tetapi dalam kebun surga.
3. Perhitungan amal (yaumul hisab)
* Semua pertanyaan dijawab benar dengan ilham Allah
* Perhitungannya ringan dan mudah.
* Semua dosa dan kesalahannya diampuni.
Namun beberapa ulama menyatakan bahwa fase-fase tersebut terdiri dari empat, yaitu maut, kubur, perhitungan, dan fase shirat (meniti jembatan dengan secepat kilat).
Pertanyaan dalam kubur.
Seandainya orang bertanya mengenai pertanyaan-pertanyaan dalam kubur seperti apakah bentuknya. Maka berikut adalah beberapa pendapat ulama:
* Setengahnya menyatakan bahwa pertanyaan ditujukan pada ruh (jiwanya). Ketika itu jiwa masuk raga namun hanya sampai di dada.
* Setengah lainnya mengatakan bahwa ruh berada di antara raga dan kafan pembungkus.
Pertanyaan-pertanya an dalam kubur hendaknya diterima dengan penuh iman tanpa banyak perdebatan tentang tata caranya. Umumnya ada dua faktor penyebab mengapa orang dapat membantah mengenai pertanyaan dalam kubur tersebut, yakni:
* Pernyataan kubur tidak masuk akal karena bertentangan dengan sunnatullah (hukum alam).
* Tidak adanya bukti atau dalil bahwa pertanyaan kubur diterima akal sehat dan sejalan dengan hukum alam.
Kemudian jika kedua faktor tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk membantah ataupun menolak mengenai adanya pernyataan dalam kubur. Hal ini berarti dia bukanlah orang yang beragama. Karena orang yang beragama Islam yang beriman, dituntut oleh imannya untuk mengakui adanya kenabian dan mukjizat. Para Nabi mulai dari Adam as. hingga Muhammad saw. adalah manusia biasa dan berperilaku serupa. Tetapi mereka memiliki berbagai keistimewaan yang bertentangan dengan sunnatullah. Bukan hanya mukjizat seperti tongkat yang berubah menjadi ular, tongkat yang membelah lautan, tongkat yang menyemburkan mata air dari batu oleh Nabi Musa as, api yang mendingin bagi Nabi Ibrahim as.,maupun kemampuan menghidupkan orang mati bagi Nabi Isa.
Kesemua mukjizat tersebut tidak ada yang mampu dinalar oleh akal manusia. Bahkan kenabian pun bertentangan dengan hukum alam karena wahyu yang mereka terima terkadang langsung dari Allah swt lewat mimpi
ataupun lewat perjumpaan dengan malaikat. Tidak semua manusia mampu menerima wahyu, bahkan harusnya binasa jika mengikuti hukum alam. Tetapi para Nabi adalah manusia terpilih, kuat dan tangguh. Mengenai bukti atau dalil tentang adanya pertanyaan kubur sudah cukup memadai dari hadits-hadits Nabi yang termuat dalam kitab ini. Hal tersebut merupakan landasan kuat untuk berpijak bagi orang yang mau beriman.
Firman Allah: "Barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka penghidupan yang sempit akan menimpanya (termasuk siksa--atau berupa pertanyaan dalam kubur menurut penafsiran para ahli tafsir) dan kelak di hari Kiamat Kami akan kelompokkan mereka dalam keadaanbuta." (QS Thaahaa: 124)
Adapun bukti ataupun dalil mengenai hal itu bisa kita dapatkan dari firman Allah dalam al-Qur'an surat Ibrahim ayat 27 yang telah tertera di atas. Penjelasan dalam hadits antara lain sebagai berikut. Abu Laits as-Samarqandiy meriwayatkan dari Said ibn Musayyah, dari Umar ra., Nabi saw bersabda, "Ketika mukmin masuk kubur, datanglah dua malaikat untuk mengujinya, mendudukkan dan mengajukan pertanyaan kepadanya. Padahal ia masih
mendengar suara sandal pengantarnya yang pulang dari melawat jenazah tersebut. Lalu kedua malaikat bertanya, "Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? dan siapa nabimu?" Jawabnya, "Allah Tuhanku, Islam agamaku dan Nabi Muhammad saw nabiku."
Kata kedua malaikat, "Yang mengokohkanmu pada ucapan itu adalah Allah dan kamu boleh tidur nyenyak."
Demikian arti firman Allah (QS Ibrahim: 27). Bagi mereka yang aniaya, Allah tidak memberi petunjuk dengan taufikNya dan disesatkan. Sehingga ketika mereka menerima pertanyaan dari malaikat tentang ketiga hal di atas, mereka menjawab dengan, "Tidak tahu." Menerima jawaban tersebut, kedua malaikat berkata, "Tidak tahu? Terimalah pukulan gada ini!" Maka dengan pukulan tersebut sang jenazah menjerit hingga semua makhluk mendengarnya kecuali manusia dan jin.
Dari Abu Hazim, dari Ibnu Umar ra., Rasul saw bersabda, "Wahai Umar, apa yang kau lakukan ketika malaikat berdua (Munkar-Nakir) datang mengujimu di kubur. Rupa kedua malaikat adalah hitam semu biru, siungnya mengguris bumi, rambutnya panjang dan suaranya sekeras petir. Matanya pun seperti kilat menyambar."
Umar balik bertanya, "Ya Rasul, sadarkan pikiranku saat itu seperti sekarang?" Rasul menjawab, "Ya, kau sadar seperti saat ini."
Umar pun menyahut, "Kalau begitu saya akan atasi keduanya dengan izin Allah swt." Rasul saw pun bersabda, "Umar adalah orang yang diberi taufik (oleh Allah)."
Dari Abu Hurairah, Rasul saw bersabda,
"Setiap jenazah akan mendengkur yang akan terdengar oleh semua hewan kecuali manusia. Jika manusia mendengarnya, maka mereka pasti akan pingsan. Lalu ketika sang jenazah diantar ke pemakaman, ia mengatakan, "Percepat langkahmu, jika kalian tahu balasan amal baik di depanku, pasti kalian akan mempercepatnya. " Hal itu berlaku bagi orang yang baik. Sedangkan bagi orang yang jahat ketika jenazahnya diantar ke pemakaman maka ia berkata, "Tidak perlu terburu-buru. Jika kalian tahu bahaya mencekam di depanku, pastilah kalian akan memperlambat. "
Sesudah masuk kubur datanglah dua malaikat yang hitam semu biru dari arah kepalanya. Lalu ibadah (shalatnya) menolak kedatangan mereka, "Jangan datang dari arahku. Terkadang ia terjaga semalaman mengkhawatirkan hal seperti ini."
Ketika mereka datang dari arah kaki ditolak oleh ketaatan pada kedua orangtuanya, "Jangan lewat arahku. Karena ia berjalan tegak mengkhawatirkan hal seperti ini."
Kedatangan malaikat dari arah kanan juga ditolak, "Jangan lewat arahku, ia bersedekah, mengkhawatirkan hal seperti ini."
Sedangkan kedatangan dari arah kiri ditolak oleh amal puasanya, "Jangan melewati aku. Karena ia lapar dan dahaga mengkhawatirkan hal seperti ini."
Kemudian sang jenazah dibangunkan dan ditanya, "Tahukah orang yang menyampaikan ajaran kepadamu?" Sahutnya, "Siapa dia?" "Yaitu Nabi Muhammad saw."
Jawabnya,"Aku bersaksi bahwa ia Rasul Allah swt." Malaikat berdua berkata, "Kamu hidup menjadi orang mukmin, dan mati sebagai mukmin. Lapanglah kuburnya dan terbukalah karomah Allah baginya. Marilah kita mohon taufik dan benteng dari Allah. Mohon perlindungan dari nafsu sesat lagi menyesatkan serta terlena. Mohon perlindungan dari siksa kubur sebagaimana Nabi saw berlindung darinya."
Dari 'Aisyah ra.:
Semula aku tidak mengerti tentang adanya siksa kubur sampai seorang wanita Yahudi datang minta sesuatu kepadaku. Setelah kuberi sesuatu ia mendoakanku, "Mudah-mudahan Allah menyelamatkan aku dari siksa kubur."
Aku menyangka ucapan tersebut hanyalah tipuan Yahudi hingga akhirnya aku sampaikan hal tersebut pada Nabi saw. Beliau bersabda, "Bahwasanya siksa kubur adalah benar. Setiap muslim harus berlindung darinya, menyiapkan bekal amal baik secukupnya. Karena Allah masih memudahkan amal baik selama ia hidup di dunia. Nanti kalau sudah masuk ke
dalam kubur, amal baik sedikitpun tidak akan diperkenankan Allah.
Sekalipun ia ingin melakukannya, hingga tinggal penyesalan yang tersisa. Maka bagi akal sehat, hendaknya berpikir tentang hal itu (kematian). Mereka yang sudah mati sangat menginginkan (jika dapat) untuk melakukan shalat 2 rakaat, menyebut kalimat 'Laa ilaaha illallaah' sekali, bertasbih sekali. Tetapi semuanya itu tidak diperkenankan. "
Hal ini mengherankan manusia yang masih hidup mengapa hari-hari kehidupan mereka disia-siakan untuk bermain tak berarti dan terlena.
Hai saudaraku, jangan sia-siakan hidupmu karena kehidupanmu adalah pokok kejayaanmu. Kamu dapat dengan mudah mengumpulkan keuntungan sebesar-besarnya jika menghargai pokoknya. Nanti akan tiba saatnya kamu tidak dapat melakukan hal itu karena sudah mati.
Sekalipun kamu menginginkan untuk beriman, beramal dan beribadah kepada Allah
swt.
Akhirnya marilah kita berdoa memohon taufik kepada Allah, mempersiapkan bekal yang mencukupi di waktu sangat hajat agar tidak menyesal di kemudian hari. Memohon agar dimudahkan ketika sakratul maut dan di kubur. Amiiiiiiin.
Bahwasanya Dia Yang Maha Pengasih, Maha Mencukupi dan sebaik-baik Wakil. Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Keteguhan orang mukmin akan dialami dalam menghadapi tiga fase.
Rincian dari fase-fase tersebut adalah sebagai berikut:
1. Melihat malaikat maut
* Terpelihara dari kekafiran dan istiqamah dalam tauhid sehingga saat nyawanya keluar dia tetap dalam keadaan Islam.
* Malaikat menyenangkan dirinya dengan rahmat.
* Ditujukkan tempat kediaman surganya.
2. Menjawab pertanyaan Munkar-Nakir
* Jawaban dengan ilham yang diridlai Allah.
* Tiada rasa gentar ataupun takut.
* Tidak berada dalam kubur tetapi dalam kebun surga.
3. Perhitungan amal (yaumul hisab)
* Semua pertanyaan dijawab benar dengan ilham Allah
* Perhitungannya ringan dan mudah.
* Semua dosa dan kesalahannya diampuni.
Namun beberapa ulama menyatakan bahwa fase-fase tersebut terdiri dari empat, yaitu maut, kubur, perhitungan, dan fase shirat (meniti jembatan dengan secepat kilat).
Pertanyaan dalam kubur.
Seandainya orang bertanya mengenai pertanyaan-pertanyaan dalam kubur seperti apakah bentuknya. Maka berikut adalah beberapa pendapat ulama:
* Setengahnya menyatakan bahwa pertanyaan ditujukan pada ruh (jiwanya). Ketika itu jiwa masuk raga namun hanya sampai di dada.
* Setengah lainnya mengatakan bahwa ruh berada di antara raga dan kafan pembungkus.
Pertanyaan-pertanya an dalam kubur hendaknya diterima dengan penuh iman tanpa banyak perdebatan tentang tata caranya. Umumnya ada dua faktor penyebab mengapa orang dapat membantah mengenai pertanyaan dalam kubur tersebut, yakni:
* Pernyataan kubur tidak masuk akal karena bertentangan dengan sunnatullah (hukum alam).
* Tidak adanya bukti atau dalil bahwa pertanyaan kubur diterima akal sehat dan sejalan dengan hukum alam.
Kemudian jika kedua faktor tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk membantah ataupun menolak mengenai adanya pernyataan dalam kubur. Hal ini berarti dia bukanlah orang yang beragama. Karena orang yang beragama Islam yang beriman, dituntut oleh imannya untuk mengakui adanya kenabian dan mukjizat. Para Nabi mulai dari Adam as. hingga Muhammad saw. adalah manusia biasa dan berperilaku serupa. Tetapi mereka memiliki berbagai keistimewaan yang bertentangan dengan sunnatullah. Bukan hanya mukjizat seperti tongkat yang berubah menjadi ular, tongkat yang membelah lautan, tongkat yang menyemburkan mata air dari batu oleh Nabi Musa as, api yang mendingin bagi Nabi Ibrahim as.,maupun kemampuan menghidupkan orang mati bagi Nabi Isa.
Kesemua mukjizat tersebut tidak ada yang mampu dinalar oleh akal manusia. Bahkan kenabian pun bertentangan dengan hukum alam karena wahyu yang mereka terima terkadang langsung dari Allah swt lewat mimpi
ataupun lewat perjumpaan dengan malaikat. Tidak semua manusia mampu menerima wahyu, bahkan harusnya binasa jika mengikuti hukum alam. Tetapi para Nabi adalah manusia terpilih, kuat dan tangguh. Mengenai bukti atau dalil tentang adanya pertanyaan kubur sudah cukup memadai dari hadits-hadits Nabi yang termuat dalam kitab ini. Hal tersebut merupakan landasan kuat untuk berpijak bagi orang yang mau beriman.
Firman Allah: "Barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka penghidupan yang sempit akan menimpanya (termasuk siksa--atau berupa pertanyaan dalam kubur menurut penafsiran para ahli tafsir) dan kelak di hari Kiamat Kami akan kelompokkan mereka dalam keadaanbuta." (QS Thaahaa: 124)
Adapun bukti ataupun dalil mengenai hal itu bisa kita dapatkan dari firman Allah dalam al-Qur'an surat Ibrahim ayat 27 yang telah tertera di atas. Penjelasan dalam hadits antara lain sebagai berikut. Abu Laits as-Samarqandiy meriwayatkan dari Said ibn Musayyah, dari Umar ra., Nabi saw bersabda, "Ketika mukmin masuk kubur, datanglah dua malaikat untuk mengujinya, mendudukkan dan mengajukan pertanyaan kepadanya. Padahal ia masih
mendengar suara sandal pengantarnya yang pulang dari melawat jenazah tersebut. Lalu kedua malaikat bertanya, "Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? dan siapa nabimu?" Jawabnya, "Allah Tuhanku, Islam agamaku dan Nabi Muhammad saw nabiku."
Kata kedua malaikat, "Yang mengokohkanmu pada ucapan itu adalah Allah dan kamu boleh tidur nyenyak."
Demikian arti firman Allah (QS Ibrahim: 27). Bagi mereka yang aniaya, Allah tidak memberi petunjuk dengan taufikNya dan disesatkan. Sehingga ketika mereka menerima pertanyaan dari malaikat tentang ketiga hal di atas, mereka menjawab dengan, "Tidak tahu." Menerima jawaban tersebut, kedua malaikat berkata, "Tidak tahu? Terimalah pukulan gada ini!" Maka dengan pukulan tersebut sang jenazah menjerit hingga semua makhluk mendengarnya kecuali manusia dan jin.
Dari Abu Hazim, dari Ibnu Umar ra., Rasul saw bersabda, "Wahai Umar, apa yang kau lakukan ketika malaikat berdua (Munkar-Nakir) datang mengujimu di kubur. Rupa kedua malaikat adalah hitam semu biru, siungnya mengguris bumi, rambutnya panjang dan suaranya sekeras petir. Matanya pun seperti kilat menyambar."
Umar balik bertanya, "Ya Rasul, sadarkan pikiranku saat itu seperti sekarang?" Rasul menjawab, "Ya, kau sadar seperti saat ini."
Umar pun menyahut, "Kalau begitu saya akan atasi keduanya dengan izin Allah swt." Rasul saw pun bersabda, "Umar adalah orang yang diberi taufik (oleh Allah)."
Dari Abu Hurairah, Rasul saw bersabda,
"Setiap jenazah akan mendengkur yang akan terdengar oleh semua hewan kecuali manusia. Jika manusia mendengarnya, maka mereka pasti akan pingsan. Lalu ketika sang jenazah diantar ke pemakaman, ia mengatakan, "Percepat langkahmu, jika kalian tahu balasan amal baik di depanku, pasti kalian akan mempercepatnya. " Hal itu berlaku bagi orang yang baik. Sedangkan bagi orang yang jahat ketika jenazahnya diantar ke pemakaman maka ia berkata, "Tidak perlu terburu-buru. Jika kalian tahu bahaya mencekam di depanku, pastilah kalian akan memperlambat. "
Sesudah masuk kubur datanglah dua malaikat yang hitam semu biru dari arah kepalanya. Lalu ibadah (shalatnya) menolak kedatangan mereka, "Jangan datang dari arahku. Terkadang ia terjaga semalaman mengkhawatirkan hal seperti ini."
Ketika mereka datang dari arah kaki ditolak oleh ketaatan pada kedua orangtuanya, "Jangan lewat arahku. Karena ia berjalan tegak mengkhawatirkan hal seperti ini."
Kedatangan malaikat dari arah kanan juga ditolak, "Jangan lewat arahku, ia bersedekah, mengkhawatirkan hal seperti ini."
Sedangkan kedatangan dari arah kiri ditolak oleh amal puasanya, "Jangan melewati aku. Karena ia lapar dan dahaga mengkhawatirkan hal seperti ini."
Kemudian sang jenazah dibangunkan dan ditanya, "Tahukah orang yang menyampaikan ajaran kepadamu?" Sahutnya, "Siapa dia?" "Yaitu Nabi Muhammad saw."
Jawabnya,"Aku bersaksi bahwa ia Rasul Allah swt." Malaikat berdua berkata, "Kamu hidup menjadi orang mukmin, dan mati sebagai mukmin. Lapanglah kuburnya dan terbukalah karomah Allah baginya. Marilah kita mohon taufik dan benteng dari Allah. Mohon perlindungan dari nafsu sesat lagi menyesatkan serta terlena. Mohon perlindungan dari siksa kubur sebagaimana Nabi saw berlindung darinya."
Dari 'Aisyah ra.:
Semula aku tidak mengerti tentang adanya siksa kubur sampai seorang wanita Yahudi datang minta sesuatu kepadaku. Setelah kuberi sesuatu ia mendoakanku, "Mudah-mudahan Allah menyelamatkan aku dari siksa kubur."
Aku menyangka ucapan tersebut hanyalah tipuan Yahudi hingga akhirnya aku sampaikan hal tersebut pada Nabi saw. Beliau bersabda, "Bahwasanya siksa kubur adalah benar. Setiap muslim harus berlindung darinya, menyiapkan bekal amal baik secukupnya. Karena Allah masih memudahkan amal baik selama ia hidup di dunia. Nanti kalau sudah masuk ke
dalam kubur, amal baik sedikitpun tidak akan diperkenankan Allah.
Sekalipun ia ingin melakukannya, hingga tinggal penyesalan yang tersisa. Maka bagi akal sehat, hendaknya berpikir tentang hal itu (kematian). Mereka yang sudah mati sangat menginginkan (jika dapat) untuk melakukan shalat 2 rakaat, menyebut kalimat 'Laa ilaaha illallaah' sekali, bertasbih sekali. Tetapi semuanya itu tidak diperkenankan. "
Hal ini mengherankan manusia yang masih hidup mengapa hari-hari kehidupan mereka disia-siakan untuk bermain tak berarti dan terlena.
Hai saudaraku, jangan sia-siakan hidupmu karena kehidupanmu adalah pokok kejayaanmu. Kamu dapat dengan mudah mengumpulkan keuntungan sebesar-besarnya jika menghargai pokoknya. Nanti akan tiba saatnya kamu tidak dapat melakukan hal itu karena sudah mati.
Sekalipun kamu menginginkan untuk beriman, beramal dan beribadah kepada Allah
swt.
Akhirnya marilah kita berdoa memohon taufik kepada Allah, mempersiapkan bekal yang mencukupi di waktu sangat hajat agar tidak menyesal di kemudian hari. Memohon agar dimudahkan ketika sakratul maut dan di kubur. Amiiiiiiin.
Bahwasanya Dia Yang Maha Pengasih, Maha Mencukupi dan sebaik-baik Wakil. Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar