Akhir-akhir ini ramai fenomena tentang permasalahan kata "AMIN" dalam
status jaringan sosial semisal FACEBOOK, TWITTER, BBM dan lainnya….
Banyak masyarakat yang menulis atau membagikan (men-share) kata-kata sebagai berikut :
Dalam bahasa Arab terdapat 4 kata Amin yang berbeda makna :
- Amin = Aman
- Aamin = Meminta Perlindungan
- Amiin = Jujur
- Aamiin = Ya, Allah kabulkanlah do’a kami
Kalau kita lihat sekilas, tulisan di atas ada benarnya yaitu jika kita melihatnya dari bahasa Arab.
- Bagaimana kalau kita meninjau “AMIN” dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar?
- Bagaimana pengertian “AMIN” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan Nasional?
- Salahkah kita menggunakan istilah “AMIN” untuk meng-AMIN-kan doa seseorang?
Semoga tulisan ini membawa pencerahan kepada para pembaca dan menjawab polemik yang menjadi debat kusir antara kita semua.
BAHASA INDONESIA merupakan bahasa resmi masyarakat Indonesia.
BAHASA INDONESIA terdiri dari serapan berbagai bahasa baik bahasa asing maupun bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Beberapa bahasa asing yang diserap ke bahasa Indonesia antara lain Bahasa Cina, Arab, Belanda, Inggris, India, dan lainnya. Sedangkan untuk beberapa bahasa daerah yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia antara lain berasal dari Bahasa Jawa, Sunda, Melayu, Minang, Batak, Makassar, Ambon, bahkan tidak sedikit dari bahasa Sansekerta yang diadobsi ke dalam bahasa Indonesia. Kesemuanya telah dibakukan dan terdaftar dalam kamus besar resmi bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan telah beberapa kali direvisi.
Contoh kata serapan bahasa asing ke Indonesia antara lain :
Cina (Tionghoa) : kecap, cangkir, pangsit, oto, taufan (angin topan), tukang.
Arab : Barokah (Berkah), Qiyamah (kiamat), Khabar (Kabar), Maqalatun (Makalah), Nafaqah (Nafkah), Tholaq (Talak/Cerai), Syaithaan (setan), Su’alun (soal), Arba’ (empat/hari ke-4/Rabu) dan kesemua nama hari bahasa kita berasal dari bahasa Arab kecuali Minggu. Masih banyak bahasa atau kata-kara Arab lainnya yang diadobsi dan dibakukan ke dalam bahasa Indonesia (Lihat kamus besar Bahasa Indonesia).
Sekarang bagaimana dengan kata yang menjadi masalah yaitu “AMIN”?
Kosakata Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu yang berasal dari bahasa arab cukup banyak, diperkirakan sekitar 2.000 - 3.000. Namun frekuensinya tidak terlalu besar. Secara relatif diperkirakan jumlah ini antara 10 % - 15 %. Dalam Wikipedia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bahasa Arab yang diadobsi ke dalam bahasa Indonesia terbagi 4, yaitu :
- keparat dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan kata sialan, berasal dari kata kafarat yang dalam bahasa Arab berarti tebusan
- logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang bermakna bahasa atau aksen.
- Sekalipun fatwa dalam kamus bahasa Indonesia sama arti aslinya fatwa bahasa Arab yaitu keputusan perkara agama Islam dari alim ulama, namun kata PETUAH dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari bahasa Arab juga yaitu kata fatwa. Dan masih banyak lainnya.
4. Lafalnya benar, artinya berubah
Contoh :
- Ahli dalam bahasa Indonesia berarti orang yang mahir, paham sekali dalam suatu ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu Ahli (kaum keluarga, kerabat, kaum, penduduk).
- Siasat (menyelidik, meneliti) berasal dari bahasa Arab yaitu Siasat (politik, muslihat, taktik, dsb).
Ternyata kata yang menjadi masalah yaitu “AMIN” dalam kamus besar Bahasa Indonesia (lihat halaman 53) memiliki arti "terimalah, kabulkanlah, demikianlah hendaknya (dikatakan pada waktu, sedang atau sesudah berdoa)".
Kata AMIN termasuk Bahasa Arab yang diserap dan diadobsi serta dan disahkan penggunaannya menjadi bahasa Indonesia.
Kata AMIN termasuk kategori 2 di atas yaitu bagian kata Bahasa Arab berubah lafal ke bahasa Indonesia, tapi tidak berubah makna dari makna aslinya bahasa Arab.
Penggunaan istilah AMIN menjadi AAMIIN sebagaimana kata aslinya diwajibkan dalam waktu-waktu dan tempat tertentu. Ketika sholat kalau kita melafalkan kata AMIN (Kedua suku katanya dipendekkan), maka kita semua sepakat kalau itu keliru, karena ketika sholat kita diwajibkan menggunakan bahasa Arab dan kaidah yang benar.
Demikian pula ketika kita sedang berada di negeri Arab atau tempat yang berbahasa Arab lalu kita berbicara atau menulis AMIN untuk meng-amin-kan doa maka tentunya akan keliru.
Namun ketika kita berbicara bahasa Indonesia, dibenarkan menggunakan seluruh Bahasa Indonesia walaupun berasal dari bahasa Arab dan berbeda lafalnya, termasuk kata AMIN.
Maka sangat disayangkan sebagaian Facebooker yang kurang memahami betul kaidah bahasa Indonesia mempersalahkan masyarakat Indonesia yang berusaha berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Demikian pula kita tidak dapat menyalahkan English Language menggunakan istilah “AMEN” untuk niat, maksud dan tujuan yang sama dengan kita.
Ingatlah sabda Nabi : innamal a'malu binniyat (H.R. Bukhari) yang artinya : sesungguhnya amalan (termasuk perkataan) tergantung pada niatnya.
Tidak ada maksud saya untuk menyinggung individu atau pihak tertentu, namun tulisan ini adalah untuk memberikan kemaslahatan kepada kita semua. Jangan sampai ada saling menghujat karena kurangnya pengetahuan kita terhadap sesuatu. Maka tabayyunlah… (Q.S. Al Hujurat ayat 6).
Semoga dapat menambah wawasan kita bersama....
M. Ari Sultoni, SH
Referensi :
- Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008
- Wikipedia
- http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Arab_dalam_bahasa_Indonesia
- http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Tionghoa_dalam_bahasa_Indonesia
Banyak masyarakat yang menulis atau membagikan (men-share) kata-kata sebagai berikut :
Dalam bahasa Arab terdapat 4 kata Amin yang berbeda makna :
- Amin = Aman
- Aamin = Meminta Perlindungan
- Amiin = Jujur
- Aamiin = Ya, Allah kabulkanlah do’a kami
Kalau kita lihat sekilas, tulisan di atas ada benarnya yaitu jika kita melihatnya dari bahasa Arab.
- Bagaimana kalau kita meninjau “AMIN” dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar?
- Bagaimana pengertian “AMIN” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan Nasional?
- Salahkah kita menggunakan istilah “AMIN” untuk meng-AMIN-kan doa seseorang?
Semoga tulisan ini membawa pencerahan kepada para pembaca dan menjawab polemik yang menjadi debat kusir antara kita semua.
BAHASA INDONESIA merupakan bahasa resmi masyarakat Indonesia.
BAHASA INDONESIA terdiri dari serapan berbagai bahasa baik bahasa asing maupun bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Beberapa bahasa asing yang diserap ke bahasa Indonesia antara lain Bahasa Cina, Arab, Belanda, Inggris, India, dan lainnya. Sedangkan untuk beberapa bahasa daerah yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia antara lain berasal dari Bahasa Jawa, Sunda, Melayu, Minang, Batak, Makassar, Ambon, bahkan tidak sedikit dari bahasa Sansekerta yang diadobsi ke dalam bahasa Indonesia. Kesemuanya telah dibakukan dan terdaftar dalam kamus besar resmi bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan telah beberapa kali direvisi.
Contoh kata serapan bahasa asing ke Indonesia antara lain :
Cina (Tionghoa) : kecap, cangkir, pangsit, oto, taufan (angin topan), tukang.
Arab : Barokah (Berkah), Qiyamah (kiamat), Khabar (Kabar), Maqalatun (Makalah), Nafaqah (Nafkah), Tholaq (Talak/Cerai), Syaithaan (setan), Su’alun (soal), Arba’ (empat/hari ke-4/Rabu) dan kesemua nama hari bahasa kita berasal dari bahasa Arab kecuali Minggu. Masih banyak bahasa atau kata-kara Arab lainnya yang diadobsi dan dibakukan ke dalam bahasa Indonesia (Lihat kamus besar Bahasa Indonesia).
Sekarang bagaimana dengan kata yang menjadi masalah yaitu “AMIN”?
Kosakata Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu yang berasal dari bahasa arab cukup banyak, diperkirakan sekitar 2.000 - 3.000. Namun frekuensinya tidak terlalu besar. Secara relatif diperkirakan jumlah ini antara 10 % - 15 %. Dalam Wikipedia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bahasa Arab yang diadobsi ke dalam bahasa Indonesia terbagi 4, yaitu :
- Kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti yang sesuai antara lafal dan maknanya. Contoh : Abad, Khas, Musyawarah, Kitab, Syariat, Wajib, Ulama, Ilmu, Hikayat, dsb.
- Ada sebagian lagi kata Bahasa Arab berubah lafal ke bahasa Indonesia, tapi tidak berubah makna dari makna aslinya bahasa Arab.Contoh : Asal/asli (berasal dari kata Ashl), Lafal (berasal dari kata Lafazh), masalah dari kata mas-alatuna, soal dari kata suaalun, Senin (Isnaini=2), Selasa (Tsalasa), Rabu (Arba'a), Kamis (Khomsa), Jumat (Jumu'ah) dan Sabtu (sab`atun), kecuali Minggu. Dan banyak kata lainnya…
- keparat dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan kata sialan, berasal dari kata kafarat yang dalam bahasa Arab berarti tebusan
- logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang bermakna bahasa atau aksen.
- Sekalipun fatwa dalam kamus bahasa Indonesia sama arti aslinya fatwa bahasa Arab yaitu keputusan perkara agama Islam dari alim ulama, namun kata PETUAH dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari bahasa Arab juga yaitu kata fatwa. Dan masih banyak lainnya.
4. Lafalnya benar, artinya berubah
Contoh :
- Ahli dalam bahasa Indonesia berarti orang yang mahir, paham sekali dalam suatu ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu Ahli (kaum keluarga, kerabat, kaum, penduduk).
- Siasat (menyelidik, meneliti) berasal dari bahasa Arab yaitu Siasat (politik, muslihat, taktik, dsb).
Ternyata kata yang menjadi masalah yaitu “AMIN” dalam kamus besar Bahasa Indonesia (lihat halaman 53) memiliki arti "terimalah, kabulkanlah, demikianlah hendaknya (dikatakan pada waktu, sedang atau sesudah berdoa)".
Kata AMIN termasuk Bahasa Arab yang diserap dan diadobsi serta dan disahkan penggunaannya menjadi bahasa Indonesia.
Kata AMIN termasuk kategori 2 di atas yaitu bagian kata Bahasa Arab berubah lafal ke bahasa Indonesia, tapi tidak berubah makna dari makna aslinya bahasa Arab.
Penggunaan istilah AMIN menjadi AAMIIN sebagaimana kata aslinya diwajibkan dalam waktu-waktu dan tempat tertentu. Ketika sholat kalau kita melafalkan kata AMIN (Kedua suku katanya dipendekkan), maka kita semua sepakat kalau itu keliru, karena ketika sholat kita diwajibkan menggunakan bahasa Arab dan kaidah yang benar.
Demikian pula ketika kita sedang berada di negeri Arab atau tempat yang berbahasa Arab lalu kita berbicara atau menulis AMIN untuk meng-amin-kan doa maka tentunya akan keliru.
Namun ketika kita berbicara bahasa Indonesia, dibenarkan menggunakan seluruh Bahasa Indonesia walaupun berasal dari bahasa Arab dan berbeda lafalnya, termasuk kata AMIN.
Maka sangat disayangkan sebagaian Facebooker yang kurang memahami betul kaidah bahasa Indonesia mempersalahkan masyarakat Indonesia yang berusaha berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Demikian pula kita tidak dapat menyalahkan English Language menggunakan istilah “AMEN” untuk niat, maksud dan tujuan yang sama dengan kita.
Ingatlah sabda Nabi : innamal a'malu binniyat (H.R. Bukhari) yang artinya : sesungguhnya amalan (termasuk perkataan) tergantung pada niatnya.
Tidak ada maksud saya untuk menyinggung individu atau pihak tertentu, namun tulisan ini adalah untuk memberikan kemaslahatan kepada kita semua. Jangan sampai ada saling menghujat karena kurangnya pengetahuan kita terhadap sesuatu. Maka tabayyunlah… (Q.S. Al Hujurat ayat 6).
Semoga dapat menambah wawasan kita bersama....
M. Ari Sultoni, SH
Referensi :
- Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008
- Wikipedia
- http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Arab_dalam_bahasa_Indonesia
- http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Tionghoa_dalam_bahasa_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar