Benar. Perlu untuk diketahui, bahwa Hadits yang diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsirin dari ‘Urwah dari Aisyah, Aisyah berkata: Yang artinya: “Pada suatu malam aku kehilangan Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, maka aku keluar mencarinya ternyata ketika itu beliau di kuburan Baqi’, lalu beliau bersabda “Apakah engkau merasa khawatir apabila Alloh menyimpangkan atas engkau dan Rosul-Nya?
Aku (Aisyah ) berkata: “Ya Rosulalloh, aku menyangka bahwa engkau sedang mendatangi sebagian isteri-isteri engkau. Terus Rosululloh bersabda:
Yang artinya: “Sesungguhnya Alloh Yang Maha Barokah dan Maha Tinggi pada malam Nishfu Sa’ban turun ke langit dunia lalu mengampuni (dosa-dosa) meski lebih banyak dari pada jumlahnya bulu-bulu kambingnya Bani Kalbin”.
Dan Bab Nishfu Sa’ban itu sumbernya dari Abu Bakar Shiddiq. Kalau dibaca hanya sepintas kilas memang seolah-olah menunjukkan sebuah hadits yang berkwalitas Shohih karena perowinya (periwayat hadits) tersebut salah satunya adalah Aisyah (Tsiqqoh: orang yang dapat dipercaya), dan Bab Nishfu Sa’ban itu dari Abu Bakar Shiddiq (orang yang telah diakui kejujurannya oleh Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam). Ternyata kwalitas Hadits itu adalah dho’if (lemah: tidak dapat dipertanggung jawabkan). Alasannya adalah Abu ‘Isa (Tirmidzi) berkata: “Aku tidak tahu pada haditsnya Aisyah itu kecuali hanya ini saja, yaitu dari haditsnya Hajaj. Dan aku (Tirmidzi) mendengar Muhammad bin Isma’il (Bukhori) berkata: “Haditsnya Hajaj ini dho’if (lemah). Dan Muhammad bin Isma’il (Bukhori) berkata: “Yahya bin Abi Katsirin tidak pernah mendengar (tentang hadits itu) dari ‘Urwah. Muhammd bin Isma’il (Bukhori) berkata: “Dan Hajaj juga tidak pernah mendengar (tentang hadits itu) dari Yahya bin Abi Katsirin”. (HR. Tirmidzi Juz 2 hal 121-122, Bab Malam Nishfu Sa’ban, No. 38). Sungguh mencengangkan, hari gini masih saja ada komunitas muslim yang nota bene mengaku sebagai ‘ulama’ ahli sunnah wal jama’ah mendengungkan untuk menjalankan Malam Nishfu Sa’ban. Kapan dong sadar akan memulai mengkaji kitab-kitab asli pedoman beribadah bagi umat muslim dan segera meninggalkan kitab-kitab karangan yang justeru sering menimbulkan khilafiyah yang salah kaprah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar