Nah, paradigma itu dipengaruhi: dengan siapa kamu bergaul, buku-buku apa yang kamu baca, pengalaman-pengalaman yang kamu alami atau kamu pelajari dari sekitar kamu. Hal demikianlah yang membentuk paradigma atau pandangan kamu terhadap sesuatu, begitu juga halnya dengan pernikahan. Dan hal ini adalah fondasi awal yang harus dipersiapkan. Bahkan jauh sebelum kamu mantap untuk menikah, paradigma ini harus kamu teliti terlebih dahulu.
Berikut adalah beberapa paradigma tentang pernikahan, yang kesemuanya nggak ada yang salah, hanya tergantung ‘kacamata’ apa yang dipakai untuk melihat apa itu ‘pernikahan’. Beda warna kacamatanya, maka beda pula responnya terhadap sesuatu yang dilihat.
Paradigma pernikahan
- Menganggap pernikahan sebagai penghambat
- Menganggap pernikahan sebagai beban
- Menganggap pernikahan sebagai sarana laki-laki memperbudak wanita
- Menganggap pernikahan sebagai sumber rezeki/penghasilan
- Menganggap pernikahan sebagai perintah dari orangtua
- Menganggap pernikahan sebagai takdir/qodar
- Menganggap pernikahan sebagai suatu keharusan, supaya nggak diomongin orang sekitar
- Menganggap pernikahan sebagai penyatuan dua cinta yang telah terjalin
- Menganggap pernikahan sebagai pengganti pacaran
- Menganggap pernikahan sebagai kebutuhan
- Menganggap pernikahan sebagai solusi
- Menganggap pernikahan sebagai ibadah alias ladang amal dan pahala
- Menganggap pernikahan sebagai pagar
- Menganggap pernikahan sebagai sarana mendisiplinkan diri
- Menganggap pernikahan sebagai sarana mencari figure
- Menganggap pernikahan sebagai pelejitan potensi diri
- Menganggap pernikahan sebagai jalan untuk mensucikan dan menjaga hati
- Menganggap pernikahan sebagai sarana memperoleh keturunan
- Menganggap pernikahan sebagai perjuangan atau jihad
- Menganggap pernikahan sebagai kebutuhan pelampiasan seksual dengan biaya murah
Kira-kira paradigma kamu tentang pernikahan ada di urutan nomor yang ke berapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar