Adapun teori dan praktek, pelaksanaan ibadah haji warga LDII adalah
telah sesuai, cocok, pas dengan petunjuk Alloh dan Rosuululloohi
Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam. Sebagaimana firman Alloh dalam
Al-Qur’an, Surat Ali Imroon, No. Surat: 3, Ayat: 97:
Yang artinya: “Dan bagi Alloh wajib atas manusia haji ke Baitullooh, yaitu bagi orang yang mampu jalannya…”.
Sebagaimana firman Alloh dalam Al-Qur’an, Surat Al-Baqoroh, No. Surat: 2, Ayat: 196:
Yang berbunyi: “Dan menyempurnakanlah kamu sekalian haji dan umroh karena Alloh...”.
Di dalam Hadits shohih Muslim, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda:
Yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Alloh telah mewajibkan haji kepada kamu sekalian, maka hajilah kamu sekalian!”.
Bagi orang yang sudah melaksanakan ibadah haji berarti mereka sudah mendapatkan kefadholan-kefadholan/keutamaan haji, seperti:
1. Mereka telah menjadi tamu istimewa, kehormatan Alloh “Dhuyuufur Rohmaani”.
Sebagaimana sabda Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam:
Yang artinya: “Orang-orang yang haji dan orang-orang yang umroh
itu menjadi tamu Alloh, jika mereka berdo’a kepada Alloh, maka Alloh
mengabulkan pada (do’a) mereka, dan jika mereka memohon ampunan kepada
Alloh, maka Alloh mengampuni pada (kesalahan/dosa-dosa) mereka”.
Dan mereka mendapat do’a dari Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi
Wasallam, sesuai dengan do’a beliau yang tercantum di dalam Hadits
Baihaqi:
Yang artinya: “Ya Alloh, ampunilah bagi orang yang haji dan orang yang dimintakan ampunan oleh orang yang haji”.
Di dalam Hadits Thobrooni, beliau bersabda:
Yang artinya: “Bagi orang yang haji diampuni, begitu juga bagi orang yang dimintakan ampunan oleh orang yang haji”.
2. Do’a mereka makbul (diterima Alloh), dan pahala dari biaya
haji dilipat gandakan. Di dunianya, biaya yang telah dikeluarkan untuk
haji diganti Alloh sehingga hilang fakirnya. Sebagaimana sabda
Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam di dalam Hadits Baihaqi:
Yang artinya: “Orang-orang haji dan orang-orang umroh, adalah
tamu Alloh, jika mereka minta (kepada Alloh) pasti diberi, dan jika
mereka berdo’a pasti dikabulkan, dan jika mereka membiayai haji pasti
diganti”.
Sebagaimana sabda Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam di dalam Hadits Musnad Ahmad dan Thobrooni:
Yang artinya: “Nafkah/biaya dalam urusan haji itu (pahalanya)
seperti biaya dalam sabiilillaah, yaitu dilipatkan tujuh ratus kali
lipat (satu rupiah dibalas dengan tujuh ratus rupiah)”.
Sebagaimana juga sabda Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam di dalam Hadits Thobrooni:
Yang artinya: “Orang yang melaksanakan ibadah haji itu tidak
akan melarat sama sekali”. Ditanyakan kepada Jabir: “Apakah yang
dimaksud dengan Im’ar itu? Jabir menjawab: “(Im’ar adalah) Melarat”.
Sebagaimana juga sabda Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam di dalam Hadits Tirmidzi:
Yang artinya: “Mengikutkanlah kamu sekalian antara haji dan
umroh, sesungguhnya kedua hal tersebut dapat menghilangkan fakir dan
dosa, seperti halnya ububannya tukang pande besi, yaitu dapat
menghilangkan kotoran (karat) besi, emas, dan perak. Dan tidak ada
pahala haji mabrur kecuali surga”.
3. Mereka mendapatkan lipatan pahala tanah harom, dan keutamaan-keutamaan yang lain, yaitu:
? mengerjakan 1 (satu) kebaikan di tanah harom sama dengan
mengerjakan 100.000 (seratus ribu) kebaikan di luar tanah harom. Hadits
ini diriwayatkan oleh Ibnu Huzaimah dan Hakim.
? Sholat 1 (satu) kali di dalam Masjidil Harom, nilainya lebih baik
dan lebih utama 100.000 (seratus ribu) kali dibanding dengan sholat
yang dikerjakan diluar Masjidil Harom, sekalipun masjid-masjid lain itu
sama-sama berada di dalam tanah harom, yaitu Makkah. Hadits ini
diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
? 1 (satu) kali Thowaf di Baitullooh/Ka’bah pahalanya adalah
mendapatkan 60 (enam puluh) rohmat. Hadits ini diriwayatkan oleh
Thobrooni.
? 1 (satu) kali Thowaf di Baitullooh/Ka’bah pahalanya seperti
memerdekakan 1 (satu) orang budak. Setiap kali orang yang sedang thowaf
mengangkat kakinya yang satu dan meletakkan kakinya yang satu lagi ke
bumi, maka 1 (satu) kesalahannya dihapus dan ditulis 1 (satu)
kebaikan untuknya, mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yaman, maka dihapus semua kesalahannya. Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi.
? Pahalanya Sholat sunnah 2 (dua) roka’at di belakang Maqom Ibroohim
sesudah Thowaf, yaitu seperti pahalanya memerdekakan 1 (satu) orang
budak. Pahalanya Sa’i di antara Shofa dan Marwah, yaitu seperti
pahalanya memerdekakan 70 (tujuh puluh) orang budak. Pahalanya wukuf di
Arofah adalah semua dosanya diampuni Alloh, walaupun dosa-dosanya itu
sebanyak pasir, atau sebanyak tetesan air hujan dari langit atau
dosanya itu sebanyak buih lautan. Pahalanya melempar Jumroh, adalah
setiap kali melemparkan batu, maka hilanglah dosa-dosanya yang besar.
Adapun menyembelih hadiah itu menjadi suatu simpanan/tabungan di sisi
Alloh. Adapun pahalanya mencukur rambut kepala ketika Tahalul, yaitu
untuk setiap helai rambut yang dicukur mendapatkan 1 (satu) kebaikan
dan dihapus 1 (satu) kesalahaan. Hadits ini diriwayatkan oleh Thobrooni
dan Bazaar.
? Satu kali mengerjakan sholat di dalam masjidku, yakni masjid
Nabawi di Madinah, itu lebih utama dari mengerjakan sholat 1000
(seribu) kali di dalam masjid selain masjid Nabawi, kecuali sholat di
Masjidil Harom. Adapun mengerjakan sholat 1 (satu) kali di dalam
Masjidil Harom, itu lebih utama daripada mengerjakan sholat 100.000
(seratus ribu) kali di dalam masjid selain di dalam Masjidil Harom.
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
? Sholat 40 (empat puluh) kali tidak pernah terlambat di dalam
masjidku, yaitu masjid Nabawi di Madinah (yang dikenal dengan istilah
sholat arba’in, yaitu sholat 5 (lima) waktu selama 8 (delapan) hari
dengan berjama’ah), maka dia tercatat sebagai orang yang bebas dari
neraka, dan selamat dari siksa, dan bersih dari sifat munafik. Hadits
ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
? Pada setiap siang hari dan malam hari, Alloh Yang Maha Tinggi
menurunkan 120 (seratus dua puluh) rohmat, yaitu yang 60 (enam puluh)
rohmat diturunkan di Baitullooh untuk orang-orang yang Thowaf, dan 40
(empat puluh) rohmat untuk orang-orang yang sholat, dan yang 20 (dua
puluh) rohmatnya untuk orang-orang yang melihat Ka’bah dengan
mengucapkan do’anya. Hadits ini diriwayatkan oleh Thobrooni.
? Mengerjakan sholat di dalam masjid Quba’ pahalanya membandingi mengerjakan umroh. Hadits ini diriwayatkan oleh Nasaa’i.
? Hajar Aswad itu turun dari surga, asalnya putih bersih melebihi
putihnya susu terus menjadi hitam, karena kesalahan-kesalahan anak
turun nabi Adam yang menempel di situ. Hadits ini diriwayatkan oleh
Tirmidzi.
? Pada hari kiamat Hajar Aswad ini akan datang dengan memiliki dua
mata yang bisa melihat, dan mempunyai mulut bisa berbicara , ia datang
untuk memberikan kesaksian kepada orang yang pernah mengusapnya dengan
haq/sebenar-benarnya, yaitu pada saat Thowaf dan melakukannya bukan
atas dasar syirik. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
? Umroh ke umroh itu sebagai penghapus dosa yang terjadi diantara keduanya. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori.
? Thowaf di Baitulloh sebanyak 50 (lima puluh) kali, yaitu 7 X 50 =
350 kali putaran selama di sana, maka dosa-dosanya bersih seperti baru
lahir. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.
? Pada hari Arofah, yaitu pada tanggal 9 Dzul Hijjah, Alloh paling
banyak membebaskan hamba-Nya dari neraka, dan Alloh mendekati mereka
yang sedang wukuf di Arofah dengan merasa bangga Alloh memberi tahu
Malaikat, lalu Alloh berfirman “Apa, sebenarnya yang mereka inginkan?!”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.
? Sebanyak 70 (tujuh puluh) malaikat yang dipasrahi mengamini orang
yang berdo’a dari Rukun Yaman sampai Hajar Aswad. Orang yang mencium
Hajar Aswad itu, sesungguhnya ia mencium tangan Alloh Yang Maha
Pengasih. Orang yang Thowaf di Baitullooh tujuh putaran dan berdo’a
“Sube’haanallooh(i), Walhamdulillaah(i), Walaa Ilaaha Illallooh(u),
Walloohu Akbar(u), Walaa Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah(i)”, maka
dihapus 10 (sepuluh) kejelekannya, ditulis baginya 10 (sepuluh)
kebaikan, diangkat 10 (sepuluh) derajatnya. Hadits ini diriwayatkan
oleh Ibnu Majah.
? Sesungguhnya mengusap dua sudut, yaitu Rukun Yaman dan Hajar Aswad
itu sebagai penghapus kesalahan/dosa-dosa. Hadits ini diriwayatkan oleh
Imam Tirmidzi.
? Setelah semua rangkaian ibadah haji dikerjakan dan diakhiri dengan
Thowaf Ifadhoh, maka malaikat meletakkan kedua tangannya di antara
kedua belikatmu, lalu berkata: ”Beramallah untuk kedepanmu, sungguh
dosa-dosamu yang telah lalu sudah diampuni, dan kamu sudah tidak
mempunyai dosa lagi”. Hadits ini diriwayatkan oleh Thobrooni.
Sebenarnya masih banyak lagi kefadholan atau keutamaan
bagi orang yang mengerjakan ibadah haji, hanya saja tidak dapat kami
tuliskan semuanya di sini, karena keterbatasan tempat.
4. Mereka dapat berdo’a ditempat-tempat mustajab/makbul, yang
tidak terdapat diluar Makkah dan Madinah maupun di sekitarnya. Adapun
tempat-tempat yang mustajab bila digunakan sebagai tempat berdo’a
tersebut, seperti:
ü Berdo’a di Multazam.
ü Berdo’a di belakang Maqom Ibrohim (setelah sholat sunnah dua roka’at sesudah Thowaf).
ü Berdo’a di atas Shofa dan Marwah.
ü Berdo’a di Arofah ketika Wukuf pada sore hari.
ü Berdo’a di Mas’aril Harom Muzdalifah, dll.
5. Mereka secara langsung sudah membuktikan adanya tempat-tempat
bersejarah dalam perkembangan Islam, sehingga hatinya semakin mantap,
keimanannya semakin bertambah, meningkat, dan sudah melihat/mengetahui
sendiri secara langsung kota Makkah dan Madinah sebagai tempat sumber
keluarnya Syare’at Islam, Al-Quran dan Al-Hadits.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, kita dapat mengetahui, bahwa
orang yang bisa mengerjakan ibadah haji yang mabrur itu mendapatkan
pahala yang dilipat gandakan, pahala yang besar, dosa-dosanya telah
diampuni, derajatnya tinggi, biaya yang digunakan ibadah haji diganti,
terlepas dari kemiskinan, do’a-do’anya makbul, mendapatkan kebarokahan
dari Alloh, dan jika wafat sewaktu-waktu selama hidupnya tidak
mengerjakan perbuatan dosa lagi, maka Insyaa Alloh dia mendapatkan
rohmat Alloh, yaitu surga. Oleh karenanya bagi yang sudah bisa
menunaikan ibadah haji yang mabrur supaya selalu berusaha untuk menjaga
kemabruran ibadah hajinya itu, sehingga sampai akhir hayatnya ibadah
hajinya tetap mabrur, tidak rusak, tidak hilang.
Jadi, ibadah haji itu, di samping secara umum pahala-pahalanya
jelas, juga setiap bagian manasik haji ada pahalanya sendiri-sendiri.
Adapun keistimewaan haji mabrur itu pahalanya adalah surga. Sebagaimana
telah disabdakan oleh Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam dalam
Hadits Bukhori:
Yang artinya: “Adapun haji mabrur, tidak ada pembalasan baginya kecuali surga’.
Haji yang mambrur ialah haji yang benar-benar sesuai dengan
petunjuk atau tuntunan Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam,
seperti dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Baihaqi:
Yang artinya: “Ambilah dariku manasik kamu sekalian, barangkali
saja setelah tahun ini aku sudah tidak melihat kamu sekalian lagi
(alias sudah wafat)”.
Sesuai dengan petunjuk atau tuntunan Rosuululloohi Shollalloohu
‘Alaihi Wasallam, seperti dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhori:
Yang artinya: “Barangsiapa yang haji dengan karena Alloh, ia
tidak melakukan rofas (berhubungan intim atau berkata cabul selama
keadaan berihrom), dan tidak fasek (melanggar peraturan agama secara
umum atau larangan dalam ibadah haji), maka ia kembali seperti ketika
ibunya melahirkannya (tidak mempunyai dosa)”.
Dan Hasan (periwayat hadits) berkata di dalam Fiqhus Sunnah:
Yang artinya: “Haji yang mabrur itu (ciri-cirinya), setelah
pulang dari haji ia zuhud (sangat berhati-hati) dalam urusan dunia, dan
merasa senang dalam urusan akherot”.
Sesuai dengan petunjuk atau tuntunan Rosuululloohi Shollalloohu
‘Alaihi Wasallam, seperti dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Hakim,
dari Jabir, Jabir berkata:
Yang artinya: “Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam,
ditanya”Apakah cirri-ciri haji yang mabrur itu? Rosuul bersabda:
“Memberi makan dan ucapannya baik”. (Di dalam riwayat Imam Ahmad dan Baihaqi, diterangkan bahwa haji yang mabrur ciri-cirinya adalah Memberi makan dan menyiarkan salam)
Dengan demikian, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa orang yang hajinya mabrur, ialah:
? Orang yang hajinya cocok dengan sunnah, yaitu sesuai dengan petunjuk Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam.
? Orang yang hajinya bersih, yaitu tidak dicampuri dengan pelanggaran dan dosa.
? Orang yang pada waktu mengerjakan haji dan setelah pulang dari
haji selalu mempunyai jiwa senang menolong kepada orang yang berhak
ditolong, hatinya merasa lapang, senang membantu, mempunyai jiwa
dermawan.
? Orang yang budi pekertinya, budi luhurnya, sopan santunnya andap
ashornya, etika/tata kramanya meningkat dapat dilihat dari tutur
katanya yang santun, cakap ucap dan sikapnya, lemah lembut budi dan
bahasanya, baik dan sopan tindak-tanduknya.
? Orang yang dalam urusan duniawinya semakin mutawari’; tambah
zuhud, hati-hati. Sangat menjaga terhadap barang yang halal dan harom,
haq dan bathal, syah dan tidak syah, melanggar dan tidak melanggar,
dosa dan pahala, mahrom dan bukan mahrom, surga dan neraka sehingga
urusan dunianya tidak mempengaruhi urusan ibadah dan akherotnya, tidak
merusak urusan ibadah dan akherotnya. Dalam urusan ibadah atau akherot
ia lebih bersemangat lagi, lebih antusias ketimbang sebelum haji. Dan
lebih bisa karena Alloh dalam segala hal.
Pendek kata, orang yang hajinya mabrur itu, sekembalinya
dari Makkah, beribadah semakin tekun, akhlaq semakin baik, sifat bakhil
berubah menjadi pemurah, lebih mencintai Allooh dan Rosuul ketimbang
mencintai yang lain, lebih bersemangat mengaji Al-Qur’an dan Al-Hadits
dari pada sebelumnya. Ia menjadi tumpuhan perhatian ummat karena
jiwanya telah ditempa oleh berbagai ujian pada sa’at ibadah haji,
latihan menghadapi kesulitan, berbagai macam penderitaan sehingga
menghasilkan hati yang sabar dan jiwa yang besar dalam menghadapi aneka
macam keadaan, ulet dan gigih melaksanakan segala peraturan-peraturan
agama dan peraturan-peraturan pemerintah yang sah, berdasarkan
Pancasila dan UUD 45.
S E K I A N
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH HAJI
SEMOGA ALLOH SENANTIASA MEMBERI MANFA’AT DAN BAROKAH
DAN MENDAPATKAN UMROH YANG BAIK SERTA HAJI YANG MABRUR, AMIN.
Sofiatul Mualimah mengatakan...
BalasHapusAlhamdulillah posting yang bermanfaat. saya suka. semoga menjadi amal jariyah bagi penulis. terus berkarya, sebar luaskan dakwah Islam, jalin silaturahmi, silakan follow saya www.siteislami.co.cc , semoga menambah ilmu kita. amin