Berita
perceraian terus saja menghiasi media. Kabar tetangga, teman, relasi
atau kerabat yang hendak atau bahkan sudah bercerai, juga kerap mampir
ke telinga. Termasuk keluarga yang secara kasat mata baik-baik saja.
Seolah perceraian kini begitu mudahnya dijadikan solusi ketika ada
perselisihan dalam keluarga. Duh, bagaimana ya cara menghindari
kata-kata cerai? Berikut ini hal-hal yang hendaknya dilakukan ketika
rumah tangga di ambang perceraian:
Banyak berdoa
dan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa dapat membantu permasalahan
Anda. Mintalah petunjuk dari-Nya. Dengan semakin bertekun dan
mendekatkan diri, insya Allah doa Anda akan terjawab
Cari akar masalahnya
Tak ada api
kalau tak ada asap. Problem rumah tangga, pasti ada penyebabnya. Karena
itu, carilah akar masalahnya. Jika sumber permasalahannya sudah dapat
ditemukan, cobalah untuk menyelesaikan dengan baik-baik. Sebab setiap
masalah tentu mempunyai jalan keluar. Jadi, jangan malah
dibesar-besarkan. Jika sudah menemukan sumber permasalahannya, keputusan
yang tepat akan dapat diambil, apakah akan meneruskan kehidupan rumah
tangga atau memang harus bercerai.
Introspeksi
Mungkin, Anda
malu mengakui secara jujur kekurangan Anda, tapi cobalah menjawab dengan
jujur pada diri sendiri bahwa yang dikatakan pasangan ada benarnya.
Mumpung masih ada waktu, perbaiki diri sejak sekarang. Bila merasa
salah, minta maaflah pada pasangan. Tidak perlu malu demi masa depan
perkawinan Anda. Kesampingkan ego pribadi. Jangan merasa diri selalu
benar dan selalu menyudutkan pasangan, begitu pula sebaiknya. Sadarilah
bahwa apa yang terjadi sekarang adalah kesalahan Anda berdua. Kalaupun
selama ini ada sakit hati yang terselip, cobalah untuk saling memberi
maaf.
Pikirkan dampaknya
Apapun
alasannya, perceraian akan selalu menyisakan kesedihan. Bukan hanya bagi
suami-istri, terpenting bagi anak-anak. Anak biasanya menjadi senjata
terampuh untuk meredam konflik antara suami-istri. Mereka buah cinta
kasih Anda berdua. Mereka masih sangat membutuhkan Anda berdua. Apakah
mereka harus menjadi korban perceraian karena keegoisan orang tuanya?
Lantas, setelah Anda bercerai, ke mana dan kepada siapa mereka harus
ikut? Pikirkan juga, apakah Anda sudah siap mental untuk berpisah
selamanya dengan pasangan? Perceraian tidaklah semudah yang dibayangkan.
Berpisah lalu hidup tenang. Tidak selamanya perceraian membuat
kehidupan menjadi bahagia. Bisa jadi justru sebaliknya, lebih hancur.
Banyak masalah-masalah di kemudian hari yang berbuntut panjang. Mulai
anak, harta gono-gini sampai hubungan antarkeluarga yang ikut tidak
harmonis.
Berkonsultasilah
Bisa dengan
keluarga, teman curhat atau pihak yang berkompeten seperti konsultan
keluarga atau psikolog. Tentu, Anda jangan pernah menutupi akar
permasalahan yang ada, tetapi berterus teranglah. Katakan juga, apa
sebetulnya kekurangan Anda maupun kekurangan pasangan. Siapa tahu,
mediator ini dapat melunakkan hati Anda dan pasangan, sekaligus
mencarikan solusi untuk kembali bersatu. Lagipula, dengan berbagi, beban
pikiran akan terasa lebih ringan. Tentunya pihak yang kita ajak bicara
memang betul-betul bisa dipercaya mampu mencarikan jalan keluar dan
menyimpan rahasia.
Pisah sementara
Bila segala
cara ditempuh masih belum menunjukkan titik terang, pisah untuk
sementara waktu akan membantu suami-istri untuk menentramkan diri. Dua
hati yang sama-sama sedang panas, sebaiknya tak bertemu setiap hari.
Bisa-bisa ribut terus dan tidak ada titik temu. Nah, selama berpisah
itu, cobalah tetap berkomunikasi. Coba diskusikan bersama, langkah
terbaik apa yang bisa Anda berdua lakukan untuk menghindari perceraian,
untuk mempertahankan mahligai rumah tangga. Tak mudah memang, tapi jika
Anda berdua sudah berpisah untuk sementara waktu, situasi panas
barangkali sudah lewat, sehingga Anda berdua sudah siap untuk
berkomunikasi. Jangan merasa malu atau gengsi untuk saling menghubungi.
Berdoa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar