Ada yang bertanya kepada saya sebenarnya Salafi itu hewan apa ya ? dan
apa hubungannya dg Jmaah kita ? untuk menjawab pertanyaan ini kita
perlu melihat sejarah munculnya firqah2 di dalam Islam yang tentu
pembahasannya sangat panjaaang…… sekali, tapi biar gak mumet ringkasnya
begini
Setelah melewati suramnya pergolakan politik antara khalifah Ali vs
pemberontak di bawah pimpinan Muawiyah bin Abu Sufyan yang kemudian
mulailah muncul firqah yang pertama adalah Syiah, disusul dg Khawarij,
kemudian muncul firqah2 lain bak cendawan di musim hujan; ada
Jabariyah, Qadariah, Murjiah, Mu’tazilah dll.
Saat ini Umat Islam secara umum terpecah menjadi dua ada Ahlus Sunnah wal-Jamaah (Sunni) dan ada Syiah.
Syiah adalah golongan keagamaan yang didirikan atas dorongan hawa nafsu
berupa dendam amarah dan kekecewaan atas tragedi yang pada waktu itu
tidak henti2 menimpa keluarga Ali bin Abi Thalib radiallahu anhu yang
notabene adalah Ahlul Bait (keluarga Rasulullah s.a.w) dari mulai
peperangan melawan Aisyah (perang Jamal), disusul dg pemberontakan
Muawiyah (perang Shiffin), kemudian terbunuhnya Kahlifah Ali (oleh
orang Khawarij) dan puncaknya dibantainya Husein bin Ali cucu yg sangat
disayangi Rasulullah s.a.w. serta penghinaan atas jenazahnya (kepalanya
di penggal dan badannya dicincang2) oleh pasukan bayarannya Yazid bin
Muawiyah.
Para pendukung fanatic Ali dan ahlul Bait berkolaborasi atau lebih
tepatnya “ditunggangi” oleh orang2 Yahudi yang sakit hati atas
terusirnya mereka dari Madinah dan orang2 Persia Iran yang tidak bisa
menerima kenyataan bahwa negrinya yg semula adalah negara Adidaya dg
kekuatan ekonomi dan militer yg super power, di mana satu-satunya
saingan Persia pada waktu itu hanyalah kerajaan Romawi, tiba2 seiring
dg munculnya Islam kekuasan mereka menjadi sirna bahkan mereka menjadi
pecundang, hal ini menimbulkan kebncian yg luar biasa di dada mereka
terhadap agama Islam, untuk melampiaskan kebencian dan dendam terhadap
Islam mereka mendompleng pada kelompok Syiah golongan yang di dadanya
penuh api kebencian dan dendam yg terus berkobar2. sehingga tdk heran
jika dari dulu hingga sekarang Syiah justru bermarkas di Iran.
Itulah sekelumit tentang Syiah, selanjutnya dari kelompok Ahlis Sunnah terbagi menjadi dua golongan, yaitu;
- Pertama; Manhaj Ulama’ Khalaf, sebagai golongan mayoritas adalah
golongan yang dalam aqidah (tauhid) mereka bertaqlid kepada ajaran Abu
Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi dengan konsep tauhid Sifat
20, sedangkan dalam fiqih umumnya mrk bertaqlid kepada madzhab Syafii,
juga ada yang menganut madzhab Hanafi, Maliki dan Hambali, manhaj
khalaf ini yg di Indonesia kita jumpai diwakili oleh NU dan umumnya
umat Islam di Nusantara yg dalam menjalankan ibadah sangat
terkontaminasi dg praktek2 TBC (takhayul, bid’ah dan Curafat) plus
syirik.
- Kedua; Manhaj Ulama Salaf atau disebut sbg golongan Salafi; dan
secara garis besar golongan Salafi terbagi dua aliran ada aliran Saudi
dan ada lairan Mesir, aliran Saudi terinspirasi oleh gerakan “tajdid”
(Reformasi) yg dikobarkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab yg bekerjasama
dg Ibnu Su’ud (pendiri kerajaan Saudi) sehingga Salafi Saudi mereka
dijuluki Wahabi, ini yg kita jumpai pd gerombolan (liar) Salafi di
Indonesia yg sekarang diikuti oleh Mr. M, selain itu juga dan kelompok2
teroris spt Laskar Jihadnya Ja’far Umar Thalib dan Jamaah Islamiyah /
Anshaorut Tauhidnya Abu Bakar Baasyir.
Sedangkan aliran Mesir terinspirasi oleh tokoh2 pergerakan Mesir
seperti Jamaludin al-Afgani, Rasyid Ridha dan Hasan Al-Banna (pendiri
Ikhwanul Muslimin), golongan ini kita jumpai pada kelompok;
Muhammadiyah, PERSIS, DDI, al-Irsyad, Hizbut Tahrir dan termasuk PKS,
yang perjuangan mereka sangat bernuansa politik (terobsesi untuk
mencapai kekuasaan duniawi).
Perbedaan pokok Salafi Mesir dg Salafi Saudi;
- Dalam masalah Madzhab; Salafi Mesir sepenuhnya tidak menisbatkan diri
pada salah satu madzhab, sedangkan Salafi Saudi walaupun disebut Wahabi
mereka sbnrnya terikat pada madzhab Hambali, hal ini diakui sendiri
oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sbg tokoh sentrla Salafi Saudi.
- Dalam masalah pakaian; Salafi Mesir lebih moderat diantaranya mereka
tidak memperbesar masalah jenggot bagi lelaki dan burdah bagi
perempuan, sedangkan Salafi Saudi sangat membesar2kan / mewajibkannya,
bahkan Salafi Mesir tdk terlalu menganggap serius tentang isbal
(melebrehkan celana bagi lelaki)
- Dalam masalah Khilafah (keamiran) Salafi Saudi menganggap pemerintah
di masing2 negara,adalah Imam (Amirul Mukminin), sedangkan Salafi Mesir
bercita2 dan sangat terobsesi mewujudkan Kekhalifahan bagi seluruh Umat
Islam (satu Imam untuk seluruh umat Islam di dunia).
Pertanyaannya lalu jamaah kita ini di golongkan kelompok yang mana ?
jawabannya; jamaah kita tidak ikut satupun diantara firqoh-firqoh di
atas, walaupun kalau mau ngaku manhaj kita adalah manhaj Salaf, tdk
berlebihan jika kita katakan bahwa kita adalah golongan yang disabdakan
Rasulullah s.a.w : Tidak henti2nya thaifah (sekelompok) dari umatku
senantiasa "manshurin"; ditolong (dlm riwayat lain "dzahirin"; menang)
di atas haq, orang2 yg berusaha menghinakan mereka tidak akan mampu
memudharatkan mereka sehingga datang perkara Allah. HR. Ibnu Majah
Walaupun Abah alm. belajar di Mekah namun beliau tidak fanatic / taqlid
sepenuhnya kepada Ulama’ Salaafi Wahabi yg umumnya bertaqlid kepada
madzhab Hambali,
Note: Bagi orang yg menganggap bahwa Ulama Saudi tdk terikat dg madzhab
itu suatu anggapan yg sangat salah, sebab atas pengakuan syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab dan ulama’ Saudi yang resmi (contohnya para
dosen Univ Islam Al-Madinah dan Ummul Qura Mekah) bahwa mereka
bermadzhab Hanabilah (Hambali).
Abah juga tidak terinsiparasi oleh gerakan Salafi Mesir yg
perjuangannya hanya dlm “urusan dunia”, perjuangan Abah semata2
terinspirasi oleh dalil-dalil shahih yg terdapat di dalam al-Qur’an dan
al-Hadits bahwa; Islam harus murni berdasarkan QH dan dikerjakan
berjamaah, prinsip Abah sangat simple, setelah kita mengaji QH;
menjumpai larangan dijauhi sejauh2nya, menjumpai perintah ditaati sak
pol kemampuan menjumpai cerita diyakini seyakin-yakinnya, taat surga
tdk taat neraka. Dan membatasi dirinya sendiri serta semua para jamaah
dari niat2 yg tdk karena Allah, spt; ingin mendirikan partai politik
ataupun negara, yang pokok / terpenting di dalam QHJ ini adalah;
mencari surga selamat dari neraka. Wasslam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar