Tanyakan pada-Nya
Mengapa dia menciptakan sekeping hati ini ..
Begitu rapuh dan mudah terluka ..
Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta.”
(Kahlil Gibran)
Begitulah hati manusia. Bila kuat, kuatlah seluruh tubuh. Dan bila ia rapuh, maka rapuhlah seluruh tubuhnya. Hati manusia, kadang melemah, atau menguat, tanpa diketahui rahasia apa yang menjadikannya begitu. Sekeping hati yang kecil ini, mampu merangkum luasnya kehidupan dan dari luasnya dunia semua terhimpun dalam hati manusia.
Untuk sebuah hati yang kuat, Gibran berkata:
“Begitu kuat dan kokoh hati, saat berselimut cinta dan asa..
Mengapa Dia menciptakan rasa sayang dan rindu di dalam hati ini..
Mengisi kekosongan di dalamnya
Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih.”
Bagi hati yang kuat, maka kuatlah dirinya seutuhnya, kuatlah diri kekasihnya, pun kuatlah diri keluarganya, lingkungannya, dan kuat pula imannya.Hati yang kuat, membuat Tuhan nenambah kekuatannya dan memberinya anugerah. Pun kekuatan hatinya adalah kekuatan jiwa raganya.
Hati yang kuat, adalah hati yang mampu mengobati rasa sakit yang tak terkendali, mengobati kesedihan yang berkecamuk, mengobati ketakutan yang melanda, pun derita yang menabur-naburkan ombaknya dalam.
Hati yang kuat, adalah hati yang memberi kekuatan berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan. Hati yang kuat bahkan adalah hati yang sabar, ikhlas, pun dengan sabar membuatmu rela menunggu dengan setia.
Hati yang lemah, kata Kahlil Gibran:
“Hati yang tertusuk duri-duri yang tajam, hanya bisa meratap dan meringis!
Mencoba menggapai sebuah pegangan…”
Mencoba menggapai sebuah pegangan…”
Hati yang lemah, tak hanya membuat dirinya
lemah, tapi sekaligus menciptakan kegelisahan dalam relung jiwanya
sendiri, membenarkan kelemahannya sendiri, memberinya bayangan
ketakutan setiap hari, jalan hidupnya sesat, air matanya meleleh tiada
henti dan ia lemah selemah-lemahnya dan ia kalah sebelum berani melawan
gejolak kehidupan yang menerpanya sendiri.
Hati yang lemah adalah hati yang tanpa
semangat, ketegaran yang patah, hidup tanpa semangat, tak ada kekuatan cinta, pun jiwanya selalu meratap, tak pernah sabar, tak mampu
bersyukur, pun tak punya keikhlasan dan rasa terimakasih kepada Tuhan
melalui Tuhan.
Bila hatiku lemah , siapa yang lagi yang kujadikan pegangan, kalau bukan diri-Nya?
Hanya kepada-Nya semua akan kembali ..
Hanya kepada-Nya semua akan kembali ..
Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar