Gog
dan Magog, atau lebih dikenal Ya’juj dan Ma’juj, adalah dua suku yang
tetutup Radma, demikian istilah dalam Al-Quran. Radma adalah dinding
kuat yang terbuat dari campuran besi dan timah. Dinding itu dibuat oleh
Raja Dzul-Qornain atas petunjuk pendampingnya, Nabi Khadhir AS.
Dua
suku tersebut jumlahnya sangat banyak, tenaganya sangat kuat, tapi juga
sangat bodoh. An-Nawawi menulis di dalam tafsirnya: Tiap diri Ya’juj
Ma’juj baru akan mati setelah mempunyai seribu keturunan yang semuanya
pandai bermain pedang. Mereka dan bangsa Turki berasal dari keturunan
yang sama, yaitu dari Yafits, anak Nabi Nuh AS.
Hanya
saja, salah satu keturunan Yafits ada yang melahirkan Ya’juj. Ia
berkembang terus sampai menjadi sebuah bangsa. Begitu juga awal mula
kejadian Ma’juj. Keturunan Yafits yang lain adalah orang-orang Turki
yang sekarang kita kenal.
Ahmad
meriwayatkan: Dari Ibni Mas'ud: Nabi SAW bersabda: Saya pernah bertemu
Ibrahim, Musa, dan Isa di malam Isra’. Saat itu mereka berbicara
tentang kiamat. Mereka bertanya pada Ibrahim yang saat itu bersabda,
“Saya tidak tahu apa-apa tentang kiamat.” Mereka kemudian bertanya pada
Musa, tapi jawabannya sama dengan Ibrahim.
Lantas
mereka bertanya pada Isa. Isa bersabda, “Hanya Allah yang tahu kapan
itu kiamat. Hanya saja, Allah berfirman bahwa Dajjal akan keluar. Saat
itu saya sedang membawa kayu. Dajjal akan luluh seperti timah yang
meleleh karena panas ketika melihat saya. Allah menghancurkannya.”
Umat
Islam berperang kembali dengan orang-orang Yahudi. Orang Yahudi
terdesak, sampai-sampai bebatuan dan pepohonan membantu pasukan Islam
menghancurkan Yahudi, “Hai orang Islam, di belakang saya ada orang
Yahudi, ke mari, bunuhlah dia.” Umat
Islam menang dan berada di atas angin. Mereka kembali ke negeri-negeri
mereka setelah sebelumnya terpaksa pindah untuk menyatukan kekuatan
melawan Yahudi. Keadaan kembali tenang bagi umat Islam.
Saat
itulah kaum Ya’juj Ma’juj keluar dari persembunyian mereka. "Mereka
akan muncul pada hari Rabu. Makanannya adalah hijau-hijauan dan
manusia," seperti tertulis di kitab Ruhul Maani. Mereka keluar dari
perbukitan. Mereka menjajah kota-kota yang dihuni manusia lalu merusak
apa saja yang mereka jumpai. Semua air diminumnya.
Orang-orang
berdatangan padaku melaporkan hal tersebut. Saya berdoa agar Allah
membinasakan mereka. Terkabul, Allah membunuh mereka (dengan menurunkan
ulat-ulat naghafah). Bangkai Ya’juj Ma’juj memenuhi bumi dan
menimbulkan bau busuk.
Allah
menurunkan hujan lebat untuk menghanyutkan bangkai-bangkai busuk itu ke
laut. Banyak gunung meledak hingga bumi semakin luas. Menurut janji
Tuhanku, jika sudah sampai pada keadaan seperti itu, berarti jarak
kiamat seperti wanita yang usia hamilnya telah sempurna. Keluarganya
tak ada yang tahu, apakah siang atau malam wanita itu akan melahirkan.
Menurut Ahmad, dinding penutup Ya’juj dan Ma’juj disebut ‘Sada’. Dia meriwayatkan: Dari Abi Hurairah: Rasulullah SAW bersabda: Setiap hari, Ya’juj dan Ma’juj berusaha melubangi Sada. Ketika mereka telah berhasil melihat sinar matahari masuk melalui lubang tersebut, pimpinan mereka berkata, “Pulanglah, kalian akan berhasil melobanginya besok pagi!” [1].
Paginya, mereka kembali untuk merampungkan pekerjaan kemarin sore. Tapi ternyata Sada kembali utuh seperti semula.
Mereka lubangi lagi, esoknya utuh lagi. Dilubangi lagi, utuh lagi.
Ribuan tahun mereka dengan bodohnya terus mencoba melubangi Sada, tapi belum berhasil. Mereka sudah sangat lelah dengan kegiatan harian mereka yang tidak pernah menunjukkan hasil.
Namun, Allah telah menghendaki mengutus Ya’juj Ma’juj agar menyerang manusia. Suatu sore, seperti biasa, mereka berhasil membuat lubang sampai bisa melihat sinar matahari. Pemimpin mereka berkata, “Pulanglah, kalian akan berhasil melobanginya besok pagi, insya Allah!”
Paginya, mereka kembali meneruskan pekerjaan. Rupanya Suda tetap dalam keadaan berlubang seperti mereka tinggalkan kemarin sore [3]. Hari itu, mereka berhasil membuat lubang menjadi lebih besar sehingga mereka bisa keluar untuk kemudian menyerang manusia.
Ya’juj Ma’juj meminum perairan (ada yang meriwayatkan Perairan Tiberias/Thobariyyah). Orang-orang berlarian ke dalam benteng mereka. Ya’juj Ma’juj berhasil mengalahkan penduduk bumi. Mereka meluncurkan anak panah mereka ke langit dengan maksud menaklukkan penduduk langit.
Anak panah mereka turun dengan berlumuran cairan seperti darah [4]. Mereka berkata, “Penduduk bumi telah kita hancurkan dan penghuni langit telah kita taklukkan.”
Allah kemudian mengutus ulat-ulat naghafah (seperti hama hewan ternak) untuk menyerang tengkuk-tengkuk dan membunuh Ya’juj Ma’juj.
Binatang pemakan daging akan menjadi gemuk. Mereka bersyukur karena daging dan darah Ya’juj Ma’juj melimpah ruah.
[1] Diperkirakan, perintah tersebut muncul karena dia telah lelah mengawasi mereka dan kasihan pada mereka yang telah bekerja keras. Juga karena dia pikir sedikit lagi berhasil.
[2] Kesalahan yang dilakukan berkali-kali selama ribuan tahun ini menyimpulkan bahwa mereka adalah orang-orang bodoh.
[3] Besar kemungkinan karena barokah dari ucapan “insya Allah,” dari pimpinan mereka yang didasari dengan niat tawakkal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar