Dalil - Dalil Sambung Berjama'ah

1. Innamal Mu’minuunal Ladziina Aamanuu Billaahi Warosuulih(i), Wa-idzaa Kaanuu Ma’ahu ‘Alaa Amrin Jaami’in Lam Yadzhabuu Hattaa Yasta’dzzinuuh(u), Innal Ladziina Yasta’dzinuunaka Ulaa-ikal Ladziina Yu’minuuna Billaahi Wa Rosuulih(i), Fa-idzasta’dzanuuka Liba’dhi Sya’nihim Fa’dzan Liman Syi’ta Minhum Wastaghfir Lahumullooh(a). Innallooha Ghofuuror Rohiim(un)

Yang artinya: “Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rosululloh dalam ‘Amrin Jaami’in’ (sambung berjama’ah; sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan), mereka tidak meninggalkan (Rosululloh) sebelum meminta idzin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta idzin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, maka apabila mereka meminta idzin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah idzin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Nuur, No. Surat: 24, Ayat: 62).


2. Wa’tashimuu Bihablillaahi Jamii’an Wa Laa Tafarroquu

Yang artinya: "Dan berpegang-teguhlah kamu sekalian kepada tali (agama) Alloh dengan jama'ah, dan janganlah kamu sekalian firqoh". (QS. Ali 'Imron, No. Surat: 3, Ayat: 103).

3. Wayadulloohi ‘Alal Jamaa’ah, Waman Syadda Syadda Ilan Naar(i)

Yang artinya: “Dan tangan (pertolongan) Alloh atas Al-Jama’ah, dan barangsiapa yang membelot, maka ia membelot ke neraka”. (HR. Tirmidzi)

4. Fa-innahu Man Khoroja Minal Jamaa’ati Qiida Syibrin Faqod Khola’a Ribqotal Islaami Min Unuqih(i), Il-laa Ay-Yurooji’a

Yang artinya: “Maka sesungguhnya saja, barangsiapa yang keluar dari Al-Jama’ah kira-kira satu jengkal, maka sungguh tali Islamnya telah lepas dari lehernya kecuali jika ia kembali lagi”. (HR. Abu Daud).

5. Fa-innahu Man Faroqol Jamaa’ata Syibrin Famaata Il-laa Maata Miitatan Jaahiliyyah

Yang artinya: “Maka sesungguhnya saja, barangsiapa yang memisahi Al- Jama’ah satu jengkal saja, lalu ia mati, maka ia mati dengan kematian jahiliyah”. (HR. Bukhori).  

6. Wa Laa Takuunuu Kal Ladziina Tafarroquu Wakhtalafuu Mimba’di Maa Jaa-ahumul Bayyinaat(u), Wa Ulaa-ika Lahum “Adzaabun ‘Adhziim(un)

Yang artinya: "Dan janganlah kamu jadi seperti orang-orang yang telah Firqoh (pecah-belah) dan berselisih (berbeda paham) sesudah datang keterangan yang jelas (Al-Qur'an) kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat". (QS. Ali Imron, No.Surat: 3, Ayat: 105).

7. ‘An ‘Umaribnil Khoth-thob Rodhiyalloohu ‘Anhu Annan Nabiyya Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam(a): “…’Alaikum Bil Jamaa’ah, Wa Iyyaakum Wal Firqoh, Fa-innasy Syaithoona Ma’al Waahid(i), Wahuwa Minal Itsnaini Ab’ad(u), Man Arooda Buhbuuhatal Jannati Falyalzamil Jamaa’ah

Yang artinya: "Dari Umar bin Khoththob Rodhiyallohu 'Anhu, sesungguhnya Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, bersabda: “Kamu sekalian menetapilah pada Al-Jama’ah, dan takutlah kamu sekalian pada Al-Firqoh, maka sesungguhnya syetan bersama satu orang dan syetan itu akan menjauh dari dua orang, dan barangsiapa yang ingin berada di tengah-tengah surga maka hendaklah dia menetapi Al-Jama'ah". (HR. Tirmidzi juz 3 hal 207).

8. Alaa Inna Man Qoblakum Min Ahlil Kitaab(i), Iftaroquu ‘Alaa Tsintaini Wasab’iina Millatan, Wa-inna Haadzihil Millata Sataftariqu ‘Alaa Tsalaatsin Wasab’iina Tsintaani Wasab’uuna Fin Naar(i), Wawaahidatun Fil Jannati Wahiyal Jamaa’ah

Yang artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya orang sebelum kalian yaitu dari ahli kitab pecah menjadi 72 agama. Dan sesungguhnya agama (Islam) ini akan pecah menjadi 73, dan yang 72 di dalam neraka dan satu di dalam surga, sedang yang satu itu adalah Al-Jama’ah”. (HR. Sunan Abu Daud).

9. Wataftariqu Ummatii ‘Alaa Tsalaatsin Wasab’iina Millatan Kulluhum Fin Naari Illaa Millatan Waahidatan, Qoluu Waman Hiya Yaa Rosuulallooh(i)? Qool(a), “Maa Anaa ‘Alaihi Wa Ash-haabii

Yang artinya: “Dan ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan, mereka semua masuk di dalam neraka, kecuali hanya satu golongan (yang tidak masuk neraka). Mereka (sahabat) berkata: “Dan siapakah yang satu golongan itu, ya Rosulalloh? Rosululloh, bersabda: “yaitu (golongan) yang mengerjakan apa yang saya kerjakan dan yang dikerjakan oleh sahabat-sahabat saya”. (HR. Tirmidzi, No. Hadits: 2565).

10. Man ‘Amila Lillaahi Fil Jamaa’ati Fa-ashooba Qobilalloohu Minh(u), Wa In Akhtho-a Ghofa Lah(u), Waman ‘Amila Yabtaghil Firqota Fa-ashooba Lam Yataqobbalillaahu Minh(u), Wa In Akhtho-a Falyatabawwa’ Maq’adahu Minan Naar(i)

Yang artinya: “Barangsiapa yang beramal dalam Jama’ah, lalu benar, maka Alloh menerimanya, dan jika salah, Alloh mengampuninya. Dan barangsiapa yang beramal mencari yang Firqoh, lalu benar, maka Alloh tidak akan menerimanya, dan jika salah, maka hendaklah ia bertempat duduk pada tempat duduknya dari api (mak: di neraka)”. (HR. Thobrooni).

11. Talzamu Jamaa’atal Muslimiina Wa Imaamahum, Qultu Fa-il Lam Yakul Lahum Jamaa’atun Wa Laa Imaamun, Qool(a) Fa’tazil Tilkal Firoqo Kullahaa Walau Anta’adh-dhu Bi-ashli Syajarotin Hattaa Yudrikakal Mautu Wa Anta ‘Alaa Dzaalik(a)

Yang artinya: “Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Menetapilah kamu (Hudaifah bin Yaman) pada jamaah muslimin dan imam mereka (artinya: carilah Islam yang berbentuk jama'ah dan yang mempunyai imam sebagai pemimpinya), aku (Hudaifah bin Yaman), berkata: “(Bagaimana) jika tidak ada jama’ah dan imam mereka? Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Uzlah-lah (Pisahilah) segala bentuk firqoh-firqoh (ada 72 firqoh Islam), sekalipun kamu hanya makan akar / umbi pohon sehingga maut menjemput kamu sementara kamu atas keadaan demikian”. (HR. Bukhori, Kitabul Fitan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar