Sekeping Hati

13319692021978458886
“Wahai Langit ..
Tanyakan pada-Nya
Mengapa dia menciptakan sekeping hati ini ..
Begitu rapuh dan mudah terluka ..
Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta.”

(Kahlil Gibran)

Begitulah hati manusia. Bila kuat, kuatlah seluruh tubuh. Dan bila ia rapuh, maka rapuhlah seluruh tubuhnya. Hati manusia, kadang melemah, atau menguat, tanpa diketahui rahasia apa yang menjadikannya begitu. Sekeping  hati yang kecil ini, mampu merangkum luasnya kehidupan dan dari luasnya dunia semua terhimpun dalam hati manusia.
Untuk sebuah hati yang kuat, Gibran berkata:
“Begitu kuat dan kokoh hati,  saat berselimut cinta dan asa..
Mengapa Dia menciptakan rasa sayang dan rindu di dalam hati ini..
Mengisi kekosongan di dalamnya
Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih.”



Bagi hati yang kuat, maka kuatlah dirinya seutuhnya, kuatlah  diri kekasihnya, pun kuatlah diri keluarganya, lingkungannya, dan kuat pula imannya.Hati yang kuat, membuat Tuhan nenambah kekuatannya dan  memberinya anugerah.  Pun  kekuatan hatinya adalah kekuatan jiwa raganya.
Hati yang kuat, adalah hati yang mampu mengobati rasa sakit yang tak terkendali, mengobati kesedihan yang berkecamuk, mengobati  ketakutan yang melanda, pun derita yang menabur-naburkan ombaknya dalam.
Hati yang kuat, adalah hati yang  memberi kekuatan berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan. Hati yang kuat bahkan  adalah hati yang sabar, ikhlas, pun dengan sabar membuatmu rela menunggu dengan setia.
Hati yang lemah, kata Kahlil Gibran:
“Hati yang tertusuk duri-duri yang tajam, hanya bisa meratap dan meringis!
Mencoba menggapai sebuah pegangan…”
Hati yang lemah, tak hanya membuat dirinya lemah, tapi sekaligus menciptakan kegelisahan dalam relung jiwanya sendiri, membenarkan kelemahannya sendiri, memberinya bayangan ketakutan setiap hari, jalan hidupnya sesat, air matanya meleleh tiada henti dan ia lemah selemah-lemahnya dan ia kalah sebelum berani melawan gejolak  kehidupan yang menerpanya sendiri.
Hati yang lemah adalah hati yang tanpa semangat, ketegaran yang patah, hidup tanpa semangat, tak ada kekuatan cinta, pun jiwanya selalu meratap, tak pernah sabar, tak mampu bersyukur, pun tak punya keikhlasan dan rasa terimakasih kepada Tuhan melalui Tuhan.
Bila hatiku lemah , siapa yang lagi yang kujadikan pegangan, kalau bukan diri-Nya?
Hanya kepada-Nya semua akan kembali ..
Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar