Syekh Umar Hamdan

Syekh Umar Hamdan adalah Abu Hafs Umar ibn Hamdan ibn Umar ibn Hamdan al-Mahrasi At-Tunisi Al-Maghribi al-Madani Al-Maki rahimahullahu, lahir di Maroko pada tahun 1292 H dan meninggal di Madinah tahun 1368 H/1949 M. Keluarganya hijrah ke Madinah dari negerinya sehingga Syekh bisa banyak belajar kepada beberapa Masyaikh Besar di kota itu


Sebagian guru-guru beliau adalah :
Syekh Al-Muhadits Al-Musnad Abu Hasan Ali Ibn Dhohir Al-Witri al-Madani Al-Hanafi (1261 – 1322 H), Syaikh ini telah mendapatkan ijazah dari para muhadits besar ketika berumur 17 tahun dan melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu dari Madinah ke Mekkah, lalu Mesir, Maghrib, Tunisia, Aljazair, dan lainnya. Insya Allah akan ada biografi khusus tentang beliau rahimahullahu.
Syekh Abdullah Al-Nablusi, sebagaimana disebutkan dalam sanadnya untuk Muwatho dibawah.
Syekh Abi Yushra Falah ibn Muhammad Dhahiri Al-Madani, bapak Syekh Ali ibn Falah Al-Dhohiri, Syekh meriwayatkan darinya sebagaimana disebutkan dalam Al-Musalsal al-Fadani
Syaikh Shalih ibn Abdullah As-Sanari Al-Maki, Syekh meriwayatkan darinya sebagaimana disebutkan dalam Al-Musalsal al-Fadani
Syekh Al-Muhadits Allamah As-Sayyid Muhammad Amin Ibn Ahmad Ridwan Al-Madani (w. 1329 H) pengajar di Mesjid Nabawi,
Syaikh Al-Muhadits Al-Musnad Sayyid Abu Abdullah Muhammad ibn Jafar al-Katani Al-Fasi, belajar kepadanya bersama Syaikh Al-Hafizh Al-Musnad Abdul Hayy Abdul Kabir al-Katani,
Syekh Al-Alamah Ahmad ibn Syam Asy-Syanqithi Al-Maghribi, Syekh meriwayatkan darinya sebagaimana disebutkan dalam Al-Musalsal al-Fadani
Sayyid Ahmad ibn Ismail Al-Barzanji, Syaikh meriwayatkan darinya sebagaimana disebutkan dalam Al-Musalsal al-Fadani
Syekh Muhammad Mahfudz ibn Abdullah At-Turmusi Al-Jawi al-Indunisiyi (w. 1338 H),dan lain-lain.
Beliau mendapatkan ijazah sanad dari mereka.
Beberapa Syekh terkenal sezaman dengan beliau, baik setelah Raja Abdul Aziz Alu Sa’ud menguasai Hijaz maupun sebelumnya, diantaranya:
Syekh Al-Hafizh Al-Musnad Abdul Hayy Abdul Kabir al-Katani, beliau menyebut Syekh Umar Hamdan, ”… bersama sahabat kami Abu Hafs Umar ibn Hamdan…” dalam Fahras-nya yang terkenal. Kadang beliau menyebutnya, ”al-Faqih, al-’alim, al-muhadits…”
Syekh Abdurrahman Al-Ifriki, mudir Dar Hadits Madinah
Syekh Abu Samah Abdul Dhohir, Imam Masjidil Harom, dan Mudir Dar Hadits Mekkah
Syekh Muhammad Abdurrazak Hamzah, Imam Masjidil Harom dan Nabawi sekaligus juga mudir Dar Hadits Mekkah
Syekh Al-Muhadits Muhammad Abdul Baqi, Syaikh Yasin Fadani selalu menggandengkan dengannya dalam musalsalnya.
Syekh Al-Alamah Abdurrahman Al-Mu’alimi
Dan lain-lain.

Syekh mengajar di Masjidil Harom, dirumahnya di Madinah, di Madrasah As-Shulatiyyah, dan Madrasah Al-Falah. Syekh mengajar hadits, fiqh Maliki dan lainnya.
Murid beliau sangat banyak, sebagian diantara yang mendapat sanad darinya adalah :
Syekh Alawi ibn Abbas Al-Maliki (w. 1391 H), beliau kemudian membuka pengajian di Masjidil Harom dan Madrasah Al-Falah,
Syekh Muhammad Amin Al-Kutbi (w. 1404 H), beliau adalah rekan Syaikh Alawi dan pengajar di Madrasah Al-Falah dan Masjidil Harom.
Syekh Abdul Fatah ibn Husein Rawah (w. 1424 H), beliau pernah menjadi pengajar di Mesjidil Harom di Bab as-Salam,

Syekh Al-Musnad Abi Faid Muhammad Yasin bin Isa bin Udiq al-Fadani al-Indunisiyi asy-Syafi’i (lahir 1335 H / 1916 M, meninggal dunia di Mekah, 1410 H / 1989 M). Dalam kitab beliau Al-‘Ajalah fi Al-Hadits Al-Musalsalah disebutkan beberapa sanad dari berbagai jalur melalui Syaikh Umar Hamdan. Pada musalsal no. 84 beliau berkata, “Mengkhabarkan kepada kami Al-Allamah Asy-Syaikh Umar Hamdan Al-Mahrusi dan Syaikh Muhammad Abdul Baqi, tiap-tiap keduanya dari Sayyid Ali ibn Dhohir Al-Witri dari Abdul Ghani Ad-Dahlawi dari Muhammad ‘Abdin As-Sindi… dan seterusnya.

Syekh Husein Abdul Ghani ibn Abdurrahman Al-Falimbani (w. 1399 H), pengajar di Masjidil Harom yang berasal dari Palembang, Sumatera Indonesia, diantara guru beliau yang lainnya adalah Syaikh Al-Muhadits Al-Musnad Abdul Sattar Al-Dahlawi dan Muhadits Perempuan Amatullah binti Abdul Ghani Ad-Dahlawi.
Syekh Ahmad Al-Ghumari ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari (w. 1380 H), beliau menceritakan biografi Syaikh Umar ibn Hamdan dalam fahrisah-nya
Syekh `Abdullah ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari (w. 1413 H), kedua orang ini (6 dan 7) tinggal di Tangier (Thanjah), Maroko.
Syekh Abu Ahmad Hasan bin Muhammad bin ‘Abbas bin ‘Ali bin ‘Abdul Wahid al-Masyath al-Makki al-Maliki (w. 1399 H), Syaikh Hasan al-Masyath telah meninggalkan berbagai karangan antaranya “al-Jawhar ats-Tsaminah”, “at-Tuhfah ats-Tsaniyyah”, “al-Bahjah as-Saniyyah” dan banyak lagi. Beliau wafat di Makkah pada hari Rabu, 7 Syawwal 1399 H.
Syekh Al-Allamah Hijaz Ahmad ibn Muhammad as-Surkati, pendiri Al-Irsyad di Indonesia.
Syekh Sayyid Muhsin bin Ali bin Abdur Rahman al-Masawi. (lahir 1323 H / 1905 M dan wafat di Mekah, 1354 H / 1935 M). Beliau adalah kelahiran Palembang, Indonesia dan salah satu murid dari Syaikh Abdul Hayy bin Abdul Kabir al-Katani al-Fasi. Kemudian pada tahun 1352 H/1933 M, Syaikh Muhsin al-Masawi mengasaskan Madrasah Dar al-Ulum ad-Diniyah di Syu’ib Ali, Mekah, dan dikenal dengannya.
Syekh Abu Turab Adh-Dhohiri (w. 1423 H), yang merupakan putra Syaikh Al-Musnad Abdul Haq Al-Hasyimi.
Syakh Al-Muhadits Al-Musnad Muhammad ibn Ibrohim Al-Khatani, yang juga murid dari Syaikh Al-Muhadits Abdul Baqi Al-Ayubi Al-Mazani, dan lain-lain. Beliau menceritakan biografi Syekh Umar Hamdan dalam kitabnya, ’Mu’jam Syaikhuhu”.

7 komentar:

  1. kok murid terpandai dan teralim tidak disebutkan, padahal dia sangat dikenal di indonesia hafal 49 hadits, 7 bacaan quran ? pernah mau dijadikan qodhi tapi menolak bahkan berjasa besar menguras sumur zam-zam dan membersihkan timba2 yg tertinggal di dalamnya.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terkadang murid yg terpandai bisa kalah dengan yg biasa2 saja itulah hidup..Wkwkwkw

      Hapus
  2. Kok, K.H. Nurhasan Al-Ubaidah(Madigol) tak masuk dalam pemebeljaran hadist sebagai murid Shekh Umar Hamdan.Tapi pengikutnya di Indonesia sangat memuji-mujinya bahwa beliau hafal 49 hadissts, menguasai 21 bacaan qiraat.Hoax.Jika tak berisnad dalam perguruan seyogianya tak boleh dibaiat sebagai pemimpin apalagi menjadi Ulil Amrin Mingkum, iya apa tidak?

    BalasHapus
  3. Kalau ada coba tolong share referensi tentang muhadits perempuan amatullah bin abdul ghani ad-Dahlawi.
    Terima kasih..

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus