Bertaubat setelah Membunuh 99 Orang

Hadist berikut mengajarkan pada kita bahwa Allah mengampuni seberapapun besar dosa-dosa hambanya selagi mau bertaubat kembali pada jalan yang benar. juga agar kita tidak apriori tehadap siapapun atau golongan apapun sekstrim dan sejahat apapun karena selagi masih hidup mereka masih mungkin untuk bertaubat menjadi orang baik.

2622 - حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ: أَنْبَأَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي الصِّدِّيقِ النَّاجِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا سَمِعْتُ مِنْ فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ، وَوَعَاهُ قَلْبِي " إِنَّ عَبْدًا قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا ثُمَّ عَرَضَتْ لَهُ التَّوْبَةُ، فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ، فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ فَأَتَاهُ، فَقَالَ: إِنِّي قَتَلْتُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا، فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟ قَالَ: بَعْدَ تِسْعَةٍ وَتِسْعِينَ نَفْسًا قَالَ: فَانْتَضَى سَيْفَهُ فَقَتَلَهُ، فَأَكْمَلَ بِهِ الْمِائَةَ، ثُمَّ عَرَضَتْ لَهُ التَّوْبَةُ، فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ، فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ فَأَتَاهُ فَقَالَ: إِنِّي قَتَلْتُ مِائَةَ نَفْسٍ، فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟ قَالَ: فَقَالَ: وَيْحَكَ، وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَكَ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ؟ اخْرُجْ مِنَ الْقَرْيَةِ الْخَبِيثَةِ الَّتِي أَنْتَ فِيهَا إِلَى الْقَرْيَةِ الصَّالِحَةِ قَرْيَةِ كَذَا وَكَذَا، فَاعْبُدْ رَبَّكَ فِيهَا، فَخَرَجَ يُرِيدُ الْقَرْيَةَ الصَّالِحَةَ، فَعَرَضَ لَهُ أَجَلُهُ فِي الطَّرِيقِ، فَاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ وَمَلَائِكَةُ الْعَذَابِ، قَالَ إِبْلِيسُ: أَنَا أَوْلَى بِهِ، إِنَّهُ لَمْ يَعْصِنِي سَاعَةً قَطُّ، قَالَ: فَقَالَتْ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ: إِنَّهُ خَرَجَ تَائِبًا " قَالَ هَمَّامٌ: فَحَدَّثَنِي حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ: فَبَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مَلَكًا، فَاخْتَصَمُوا إِلَيْهِ ثُمَّ رَجَعُوا، فَقَالَ: انْظُرُوا، أَيَّ الْقَرْيَتَيْنِ كَانَتْ أَقْرَبَ، فَأَلْحِقُوهُ بِأَهْلِهَا، قَالَ قَتَادَةُ: فَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ، قَالَ: لَمَّا حَضَرَهُ الْمَوْتُ احْتَفَزَ بِنَفْسِهِ فَقَرُبَ مِنَ الْقَرْيَةِ الصَّالِحَةِ، وَبَاعَدَ مِنْهُ الْقَرْيَةَ الْخَبِيثَةَ، فَأَلْحَقُوهُ بِأَهْلِ الْقَرْيَةِ الصَّالِحَةِ. قَالَ أَبُو الْحَسَنِ بْنُ الْقَطَّانِ: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ إِسْمَاعِيلَ الْبَغْدَادِيُّ، حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا هَمَّامٌ فَذَكَرَ نَحْوَهُ
__________
[حكم الألباني]
صحيح دون قوله الحسن لما حضره الموت ق
... Abi Said Al-Hudriyi meriwayatkan: Sudikah kalian aku ceritakan apa-apa yang saya dengar dari lisan Rasulillahi SAW? Yang aku dengar sendiri dan aku fahami dengan hatiku. Sesungghnya seorang hamba telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Kemudian ia berkehendak untuk bertaubat. Maka ia bertanya tentang orang alim penduduk bumi. Maka ia ditunjukkan pada seseorang maka ia mendatanginya:
”Sesungguhya saya telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah saya masih bisa bertaubat?
“Setelah engaku membunuh 99 orang?”


Nabi bersabda: “Maka hamba itu menghunus pedangnya dan membunuh sang alim. Maka genaplah seratus orang. Kemudian ia berkehendak untuk taubat kembali, maka ia bertanya tentang orang alim penduduk bumi. Maka ia ditunjukkan pada seseorang maka ia mendatanginya”.
Maka hamba berkata: ”Sesungguhya saya telah membunuh seratus orang, apakah saya masih bisa bertaubat?
Nabi bersabda: Orang alim tersebut mengatakan,”Kasihan engkau!, siapakah yang menghalangimu untuk bertobat? Keluarlah dari desa kejelekan tempat tinggalmu menuju desa kebaikan, yaitu desa ini dan ini, maka beribadahlah kepada Tuhanmu di sana”.

Maka hamba keluar untuk bertaubat di desa kebaikan. Maka datanglah padanya ajalnya di tengah jalan. Maka Malaikat rohmat dan Malaikat Azab berebut mengambilnya.
Iblis berkata: “Saya lebih berhak atas hamba ini. Sesungguhnya ia tidak menyelisihku sedikitpun”.
Nabi Bersabda: Maka Malaikat Rahmat mengatakan: “Sesungguhya hamba ini keluar untuk bertaubat”.

Abi Rofik meriwayatkan bahwa Allah mengutus malaikat penengah. Malaikat penengah mengatakan: “Ukurlah ke desa manakah ia lebih dekat posisinya, maka susulkanlah pada penghuni desa itu”.

Hasan meriwayatkan: “Ketika datang mati hamba tersebut terjungkal tubuhnya lebih dekat ke desa kebaikan, dan menjauhkan dari desa kejelekan. Maka Malaikat menyusulkan pada desa kebaikan”.
Hadist Ibnu Majah No.2622 Kitabu Diyat
Sumber  : LDII Sidoarjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar