Meredam Rasa Tersinggung

Salah satu hal yang sering membuat energi terkuras adalah timbulnya rasa ketersingungan diri. Munculnya perasaan ini sering disebabkan oleh ketidaktahanan kita terhadap sikap orang lain. Ketika tersinggung, minimal kita akan sibuk membela diri dan memikirkan kejelekan orang lain. Hal yang paling membahayakan dari ketersinggungan adalah habisnya amal kita, efek yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung adalah kemarahan.

Apa yang menyebabkan orang tersinggung ? karena menilai dirinya lebih dari kenyataan, merasa pintar, berjasa, sholeh, merasa tampan dan merasa sukses.Maka bila ada yang menilai kurang sedikit saja maka akan langsung tersinggung. Karena itu, ada sesuatu yang harus kita perbaiki, yaitu proposional menilai diri.Ada beberapa cara yang cukup efektif untuk meredam rasa tersinggung.


1. Belajar melupakan.
Jika kita seorang sarjana maka lupakanlah kesarjanaan kita, jika kita seorang kepala sekolah maka lupakanlah jabatan itu, jika kita seorang pemimpin maka lupakanlah hal itu dan seterusnya. Anggap semuanya ini amanah agar tidak tamak terhadap penghargaan. Kita harus melatih diri untuk merasa bahwa kita hanya hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa kecuali ilmu yang dipercikkan kepada kita. Dengan sikap seperti ini kita akan lebih ringan.Semakin ingin dihargai, dipuji, dihormati,kita kian sering sakit hati.

2. Melihat apapun yang dilakukan orang kepada kita akan bermanfaat jika menyikapinya dengan tepat.
Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk berbuat sesuai dengan keinginan kita.Yang bisa kita lakukan adalah memaksa diri sendiri menyikapi orang lain dengan sikap terbaik kita. Apapun perkataan dan perbuatan orang lain kepada kita tentu atas izin Allah,anggaplah ini episode yang harus kita jalani untuk menguji keimanan kita.”Dan sungguh akan Kami beri cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan innalillahi wainna ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan dan kesempurnaan dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. “(QS :Albaqoroh : 155-157)

3. Berempati.
Cari seribu satu alasan untuk bisa memahami orang lain, namun yang harus diingat, berbagai alasan yang kita buat semata-mata untuk memaklumi, bukan untuk membenarkan kesalahan, sehingga kita dapat mengendalikan diri.

4.Jadikan hinaan sebagai ladang peningkatan kualitas diri dan kesempatan untuk mengamalkan sifat mulia.
Yakni memafkan orang yang menyakiti dan membalasnya dengan kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar